Sebuah ledakan yang diduga serangan bom bunuh menghancurkan sebuah restoran Kurdi di dekat kota Kirkuk, utara Irak. Ledakan itu menewaskan 55 orang dan lebih dari 100 orang luka-luka dalam insiden yang terjadi hari Kamis waktu setempat.
Saat ledakan terjadi, restoran Abdullah sedang penuh pengunjung yang sedang menikmati makan siang dan liburan Idul Adha. "Diantara korban tewas terdapat anak-anak dan perempuan, karena pelaku meledakkan bomnya di tengah ruangan yang disediakan untuk pengunjung yang membawa keluarga," kata Ahmad Saleh, seorang wartawan Irak pada Al Jazeera.
Menurutnya, restoran milik warga Kurdi itu memang sangat populer di kalangan masyarakat Irak dan banyak mempekerjakan warga negara asing. "Banyak pejabat pemerintah yang juga sering berkunjung ke sini," ujar Saleh.
Setelah kejadian, pasukan Irak dan AS menjaga ketat lokasi peristiwa. Menurut seorang pejabat Irak dari suku Kurdi mengatakan, sejumlah pemuka Arab dan anggota Persatuan Patriotik Kurdistan-partainya Presiden Irak Jalal Talabani- sedang makan siang bersama di restoran itu ketika serangan terjadi.
Mereka rencananya akan melakukan pertemuan dengan Talabani setelah makan siang itu, untuk membicarakan upaya meredam ketegangan antara warga Kurdi, Arab dan Turkomen di wilayah Kirkuk.
Menurut Juru Bicara Partai, salah seorang pejabat mereka tewas dalam insiden tersebut. Sejauh ini, belum diketahui latar belakang dan siapa pelaku serangan bom bunuh diri itu.
Selama bertahun-tahun terjadi pertikaian dan persaingan antar warga dari berbagai suku, termasuk Arab dan Kurdi, di kota Kirkuk. Mereka mengklaim kota itu sebagai kota mereka, sehingga Kirkuk menjadi salah satu kota di Irak yang rawan terjadinya serangan. (ln/aljz)