Seorang pria tak dikenal meletakkan petasan/ kembang api di jendela Masjid Selimiye di Enschede, sebuah kota di Belanda, pada 14 Desember lalu, kemudian kembang api meledak, memecahkan banyak jendela di Mesjid itu.
Motif pelaku tetap tidak jelas – pelaku belum tertangkap – tapi anggota dewan masjid Sezgin Akman mengatakan ia menduga serangan itu terinspirasi oleh kebencian Islam.
“Mungkin seseorang ingin memberitahu kami bahwa keberadaan kami tidak diterima,” katanya, ia menambahkan dewan masjid telah menerima beberapa surat ancaman sebelumnya.
Lebih dari sepertiga dari 475 masjid di Belanda telah mengalami aksi vandalisme, surat ancaman, percobaan pembakaran, penempatan kepala babi , atau tindakan agresif lainnya dalam 10 tahun terakhir, menurut penelitian oleh Ineke van der Valk, penulis buku Islamofobia dan Diskriminasi.
Masjid Kuba, di kota Ijmuiden, mengatakan telah alami lebih dari 40 insiden perusakan sejak didirikan pada tahun 1993.
“Seperti grafiti ‘pergi ke neraka di dinding Masjid , grafiti simbol-simbol Nazi, kepala babi di ambang pintu, bom molotov … Banyak hal yang terjadi,’ ‘kata Suleyman Celik, anggota dewan Masjid Kuba.
“Dua tahun lalu, seorang pengunjung wanita yang keluar dari Masjid dilempari dengan botol bir oleh seorang pria yang mengemudi dengan mobil. Muslimah itu terluka parah pada mulutnya dan harus pergi ke rumah sakit.”
Pada tanggal 23 Juni lalu, dua orang meneriakkan slogan-slogan rasis memasuki Masjid Kuba setelah argumen keras di luar Masjid . Mereka mengancam akan membunuh jamaah di dalam, dan mematahkan hidung salah satu anggota dewan masjid. Mereka ditangkap dua hari kemudian oleh polisi.
Van der Valk telah menyimpulkan bahwa serangan terhadap masjid terjadi lebih sering pada kota kecil daripada kota-kota besar, menambahkan bahwa “banyak dari serangan ini tampaknya merupakan respon terhadap kejadian internasional, seperti banyaknya jihadis asal Belanda yang pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok Mujahidin “.
Sekitar 160 pemuda Muslim Belanda diyakini telah bergabung dengan kelompok-kelompok bersenjata seperti Negara Islam , menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka mungkin melakukan serangan di Belanda ketika mereka kembali. Beberapa demonstrasi mendukung Islamic State bahkan terjadi di kota besar, Den Haag.
Muslim Belanda menyalahkan liputan media yang kabarkan sangat distorsi tentang Islam dan Muslim serta peran politisi sayap kanan seperti Geert Wilders untuk menghasut adanya serangan masjid.
Di masa lalu, Geert Wilders telah menyamakan Al Quran dengan Mein Kampf karya Adolf Hitler; ia telah menyebut Islam sebagai agama “fasis” , dan telah mengajukan peningkatan pajak bagi yang berjilbab. Pada tanggal 26 November bulan lalu , Machiel de Graaf, salah satu anggota partainya wilders (PVV), menyatakan bahwa “sekolah Belanda kewalahan dengan jumlah anak yang diberi nama Muhammad”.
“Kami merasa ada hal mengerikan disini bahwa banyak masjid yang sedang dibangun di negeri ini. ketahuilah Masjid bukan di sini.” ujar Graaf.
Website partai PVV menawarkan tips untuk warga Belanda untuk mencegah pembangunan masjid di lingkungan mereka. Penelitian oleh van der Valk menunjukkan bahwa masjid yang baru dibangun lebih sering diserang daripada mesjid yang lebih tua. (Alj/KH)