Sementara reporter Intercept Murtaza Hussein mengamati bahwa “Membangun Kabah baru yang secara eksklusif dikhususkan untuk kapitalisme agak terlalu sulit.”
Namun, pengguna media sosial lainnya terutama dari Arab Saudi menanggapi kritik tersebut dengan berbeda, tak sedikit yang membela pembangunan tersebut. “Mengapa Muslim asing begitu mudah dimanipulasi?” tanya seorang pengguna. “Jika setiap bangunan berbentuk kubik adalah ‘Kabah baru’ maka Anda akan menemukan jutaan Kabah di Riyadh karena kami memiliki banyak bangunan berbentuk kubik,” tulisnya.
Warga negara Saudi lainnya menuduh mereka yang menurunkan rencana tersebut sebagai “Saudiphobes” dan menggambarkan tuduhan itu sebagai “tidak masuk akal”.
Menanggapi secara khusus video Sami Al-Hachimi, pengguna Loay AlShareef membuat videonya sendiri “menyangkal kebohongan” seputar pembicaraan tentang Ka’bah baru. Dia menyebutkan bahwa “bangunan kubik sangat dikenal di Arab”.
Dia juga membela kebijakan MBS, dan menepis anggapan bahwa kerajaan bertujuan untuk menjauhkan kerajaan dari Islam, melainkan ke bentuk agama yang lebih “moderat”, yang sebelumnya telah dinyatakan oleh Putra Mahkota MBS.
Rencana terbaru kerajaan Saudi telah terbukti memecah belah komunitas Muslim global, mengikuti proyek kota pintar futuristik NEOM, yang akan mencakup kota besar sepanjang 170 kilometer, bernama The Line.
Pembangunan senilai $500 miliar juga menimbulkan kontroversi atas biayanya yang mahal, dampaknya terhadap lingkungan, kelayakannya dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pemindahan paksa suku-suku yang terjadi selama pembangunannya, yang kini sedang berlangsung. (Sumber: viva)