Setelah Bulan kekerasan merobek kemyamanan di negeri Republik Afrika Tengah , seorang mantan jenderal Seleka telah memperingatkan bahwa negara itu akan menjadi Rwanda baru bagi minoritas Muslim , menuduh pasukan Prancis dan Afrika gagal melindungi umat Islam dan mengembalikan stabilitas di negara yang dilanda perselisihan .
” Bagaimana mereka akan melindungi kota Bria jika mereka tidak bisa melindungi Bangui ? ” ujar Abdelkader Khalil dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency pada hari Senin, 14 April.
Sejak letusan konflik Desember lalu , sekitar 1 juta Muslim Afrika Tengah telah terlantar dalam negara tersebut.
Selain itu, lebih dari 82.000 Muslim Afrika tengah telah melarikan diri ke negara tetangga termasuk Kamerun , Republik Demokratik Kongo , dan Chad .
Korban yang gugur juga meningkat menjadi lebih dari 2.000 orang , sebagian besar umat Islam , termasuk perempuan dan anak-anak , badan urusan pengungsi menyatakan .
Meskipun mengerahkan ratusan pasukan , pasukan Perancis gagal melindungi minoritas Muslim , bahkan ikut menyerang protes dari Muslim bahkan membiarkan pembunuhan massal oleh milisi Kristen anti – Balaka .
Kejadian terakhir terjadi di kota Bria , ibukota Haute – Kotto , salah satu dari 14 propinsi dari Republi Afrika Tengah , ketika saat itu sejumlah Muslim diserang oleh gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Prancis ketika mereka memprotes atas kejadian yang mengerikan atas diri mereka .
” Pasukan Prancis selalu merusak suasana ke mana pun mereka pergi , ” kata Khalil .
” Muslim dan Kristen menginginkan perdamaian dan pasukan internasional terbukti lemah di depan anti – Balaka(Kristen) , ” tambahnya . (OI.net/KH)