Internet memang media penting untuk informasi. Bahkan internet kini kerap digunakan sebagai sarana kampanye politik menjelang aktivitas pemilu di berbagai negara dunia. Tapi kampanye melalui internet nyaris tidak ditemukan di pemilu parlemen Aljazair yang akan diadakan pada 17 Mei mendatang.
Sejumlah pengamat memandang langkah seperti ini merupakan cermin kemunduran teknologi lantaran para caleg lebih mengandalkan sarana konvensional dalam kampanye. Sejumlah politisi bahkan ada pula yang tidak mengetahui alamat website partainya sendiri di internet.
Menurut responden Islamonline, masalah gagap teknologi internet khususnya di Aljazair memang cukup memprihatinkan. “Yang paling tampak dalam beberapa hari pemilu saat ini, juga sikap banyak calon independen, adalah ketidaktahuan mereka dalam menggunakan internet sebagai sarana kampanye mereka. Mereka lebih mengandalkan cara konvensional untuk menyampaikan ide dan programnya.”
Masih menurut Islamonline, cara seperti itu masih ditempuh dengan mengumpulkan orang banyak di aula atau di suatu tempat tertutup dalam kunjungan para caleg ke berbagai daerah.
Meski demikian, penggunaan internet tidak terlalu menjadi kendala, khususnya bagi koalisi partai penguasa yang terdiri dari tiga partai penting semisal Front Pembebasan Nasional, Perhimpunan Nasional Demokratik dan Gerakan Masyarakat Damai (atau kerap disebut Hamas, Harakah Mujtama’ Silm). Mereka seluruhnya mempunyai situs sendiri di dunia maya yang memungkinkan masyarakat mengetahui program dan tawaran pemikiran yang diajukan.
Hasil investigasi terbatas yang dilakukan Islamonline menunjukkan, ternyata partai-partai ini tidak begitu peduli dengan sarana situs internet. Mantan Presiden dan Sekjen Partai Perhimpunan Nasional Demokratik Ahmad Oweihi misalnya, dalam siaran televisi mengaku tidak tahu alamat website partainya. Ia bahkan mengatakan tidak terlalu peduli dengan sarana internet sebagai media informasi dan komunikasi publik.
Sikap ketidakpedulian terhadap teknologi internet juga dialami sejumlah situs pemerintah di Aljazair. Misalkan saja, situs khusus Menteri Dalam Negeri, yang hingga kini tidak banyak meng-up-date pemberitaan soal perkembangan peristiwa dalam pemilu legislatif di Aljazair. Ini yang kemudian mendorong sejumlah insan pers Aljazair berinsiatif membuat situs sendiri dan memasukkan ragam berita up to date tentang perkembangan pemilu.
Menurut Ketua Perhimpunan Pengguna Internet Aljazair, DR. Qarar Yunis, “Ketidakpahaman para caleg Aljazair terhadap masalah internet kembali pada keterbatasan wawasan ilmu mereka pada umumnya. ” (na-str/iol)