Sekalipun para analis Turki telah menegaskan jika "masa kudeta" yang kerap dilakukan oleh militer di Turki telah berakhir, namun beberapa media massa negara tersebut baru-baru ini kembali melansir adanya proyek "kudeta" baru yang dilakukan oleh pihak militer tersebut.
Namun, penggulingan kekuasaan yang dilakukan militer terhadap pemerintahan Erdogan yang berhaluan islamis kali bukanlah dengan cara-cara militer-persenjataan, melainkan melalui mass-media.
Situs berita Turki Dunya Bulteni (15/6) mengabarkan, pihak militer juga membuat semacam "pabrik propaganda" untuk memperburuk dan menjatuhkan citera pemerintahan Erdogan dan AKP-nya.
Setidaknya, setelah "pabrik propaganda" ini beroperasi, suara AKP akan turun drastis dan kalah dalam pemilu Turki periode mendatang.
Rencana-rencana tersebut terbongkar pasca penggeledahan polisi Turki di kantor Bardar Ozturk, pengacara seorang jendral terkemuka yang tergabung dalam gerakan Ergekon yang dibekuk beberapa waktu silam karena terbukti hendak melaksanakan pembunuhan terhadap Erdogan.
Dalam berkas-berkas itu, didapati beberapa rencana, strategi, operasi propaganda, khususnya melalui mass-media yang dilakukan secara terstruktur pada bulan April mendatang untuk menghancurkan image PM Erdogan, Presiden Gul, dan AKP.
Tak hanya itu saja, yang menjadi target operasi ini juga adalah Jama’ah an-Nur yang diasuh oleh kyai, pemikir, penulis, cendikiawan dan sufi besar Turki Fethullah Gulen, pewaris ajaran spiritual Syaikh Badi’uzzaman Sa’id Nursi. Anggota AKP sendiri banyak yang menjadi anggota jama’ah keagamaan dan kemasyarakatan ini.
Fethullah Gulen adalah sosok legendaris Turki, khususnya bagi kalangan umat Muslim negeri itu. Gulen dan jama’ah an-Nur telah berjasa sebagai penjaga gawang dan penebar dakwah keislaman di tengah iklim sekulerisme Turki yang ekstrim. Kini, jama’ah an-Nur menjadi jama’ah keislaman terbesar dan terpopuler di Turki, serta memiliki jaringan internasional yang luas di berbagai belahan dunia. Fethullah Gulen sendiri tercatat sebagai sosok besar yang bersejarar dengan pemikir-pemikir keislaman berkelas dunia lainnya.
Sebagaimana diketahui, militer Turki adalah penjaga paling setia sekulerisme negara Turki modern yang diberlakukan sejak tahun 1924 silam. Beberapa kali militer melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang berkuasa yang dipandang mendurhakai prinsip-prinsip sekulerisme modern. (L2-AGS/db)