eramuslim–Seorang remaja Zionis-Yahudi yang tengah berada di kamarnya menderita luka cukup serius di kepala, leher, dan bahu setelah sebuah ledakan cukup besar terjadi di dalam kamarnya di utara West Bank. Demikian yang dilansir sejumlah media Israel.
Pihak kepolisian Zionis-Israel menyatakan belum bisa memastikan asal-muasal ledakan tersebut. “Kami belum bisa memastikan penyebab ledakan tersebut. Tapi mungkin saja itu berasal dari petasan besar yang disimpannya di dalam kamar dan meledak tanpa sengaja. Petasan itu biasa dipakai saat merayakan hari raya Purim, ” ujar pihak kepolisian.
Situs surat kabar Israel, Yehdiot Ahronot, melaporkan bahwa remaja pria tersebut dilarikan ke Bellinson Hospital untuk mendapatkan perawatan darurat. Dari keterangan sementara yang bisa didapatkan disebutkan jika anak tersebut tengah membuka beberapa kiriman makanan di kamarnya dan sebuah ledakan besar tiba-tiba terjadi. Selain perasan, pihak kepolisian juga mencurigai jika anak tersebut terkena bom berukuran kecil yang disisipkan di sebuah parsel.
Brigade Al-Quds menyatakan bertanggungjawab atas peristiwa tersebut dan mengatakan jika hal tersebut merupakan salah satu serangan terbarunya kepada para kombatan yang menjajah Negara Palestina. Seperti diketahui, seluruh Yahudi yang tinggal di Palestina merupakan kombatan yang menurut undang-undang internasional sah dan boleh dijadikan sasaran perang. Sudah bukan rahasia umum lagi jika anak-anak sekolah Yahudi di wilayah pendudukan, yang pria maupun perempuannya, sering mengisi liburan sekolahnya dengan berlatih perang dengan senjata sungguhan dan menembaki anak-anak Palestina secara membabi-buta. Padahal anak-anak Yahudi itu masih berusia belasan tahun.
“Peristiwa itu hanyalah merupakan balasan dari kami. Sebuah pesan jika para penjajah negeri kami itu harus angkat kaki dari Tanah Suci ini secepatnya. Sebab jika tidak, kami yang akan memaksa mereka angkat kaki dari sini atau terbunuh!” tegas Brigade Al-Quds yang berada di bawah Fatah namun menentang keras sikap Mahmud Abbas yang bersahabat dengan Zionis. Mahmud Abbas sendiri telah membubarkan Brigade Al-Quds dari struktur pemerintahannya maupun dari struktur organisasi Fatah. Brigade ini kemudian menggabungkan diri dengan faksi-faksi pejuang Palestina lainnya dan berdiri sebagai faksi perlawanan mandiri.(rz/MNA)