Rektor Universitas Islam di Rusia Ditembak Mati

Sejumlah pria bersenjata pada hari Selasa menembak mati Rektor Universitas Islam di Rusia Selatan yang berupaya bersikap moderat teradap pemerintah untuk melawan kekerasan, dan menghidupkan kembali tradisi Islam sufi.

Sadikov mengatakan pendidikan Islam bisa membantu mahasiswa universitas menolak ekstremisme. Reklor Universitas Islam Kaukasus Utara, Maksud I.Sadikov ditembak mati di dalam mobilnya di Makhachkala, ibukota wilayah Dagestan, ujar seorang jaksa Rusia. Sementara itu, pengawal Sadikov itu juga ikut terbunuh, kata mereka.

Jaksa belum menahan atau mengidentifikasi tersangka pembunuh Maksud, dan belum ada fihak yang menyatakan bertanggng jawab atas pembunuhan, Selasa malam itu.

Sadikov pendukung gagasan sufisme yang akan dijalankan Rusia, yang bertujuan mengurangi ancaman terorisme terorisem. Sufisme pengaruhnya menyebar luas di Kaukasus Utara, kemudian namun memudar setelah pecahnya Uni Soviet, dan adanya dakwah yang syamil dari para da’i dari Timur Tengah, yang menyebarkan ajaran Islam, terutama dari kalangan Islam Sunni.

Dalam sebuah wawancara tentang misi yang dijalankannya, bulan Februari, Sadikov mengatakan, tidak ada ajaran sufim yang melakukan bom bunuh diri di Rusia. "Salah satu cara terbaik untuk melawan ideologi ekstremisme adalah pendidikan agama yang baik," kata Sadikov. Sadikov mengatakan, pendidikan Islam moderat adalah "anti-racun" yang mampu melawan terorisme.

Kegiatan yang dilakukan Sadikov itu merupakan upaya pemerintah Rusia. Seluruh aktivitasnya dibiayai oleh pemerintah Rusia. Gerakan yang dilakukan Sadikov itu bertentangan dengan pandangan kelompok militan,yang melakukan pemberontakan Islam di Rusia, dan dimulai di Chechnya pada tahun 1990, serta menyebar ke daerah Kaukasus, termasuk Dagestan.

Universitas yang dipimpin Sadikov merupakan kompleks yang luas, di samping sebuah masjid di Makhachkala. Universitas itu merupakan proyek pemerintah Moskow, yang ingin mengurangi gerakan militan yang melakukan pemberontakan yang besifat laten, di selluruh wilayah Rusia. Presiden Dmitri Medvedev A. juga mencoba menggunakan bantuan ekonomi untuk mengurangi pengangguran di wilayah itu.

Militan telah mengirim puluhan pembom bunuh diri ke pusat kota Rusia, termasuk Moskow, selama dekade terakhir. Dalam 18 bulan terakhir, 76 orang tewas dalam serangan terhadap kereta bawah tanah dan bandara internasional di Moskow.

Sadikov mengatakan strateginya adalah mencegah ide-ide Islam radikal para generasi muda. Di Rusia selatan, seperti di Irak dan Afghanistan, pembom bunuh diri sebagian besar penganut fundamentalis Sunni, termasuk tradisi Salafi yang merupakan sebagian dianut rakyat di Arab Saudi.

Pemerintah Rusia mempunyai hubungan sangat dekat dengan Sadikov dan memberikan dukungan resmi kepada kelompok-kelompok Islam lainnya. Amerika Serikat mencoba taktik yang sama di Irak dengan memperkenalkan imam moderat di penjara-penjara di mana pemberontak ditahan.

Universitas yang dipimpin Sadikov adalah untuk mendidik guru-guru sekolah dasar sebagai proyek percontohan untuk mengajar Islam Sufi di sekolah umum. Tahun ini, 1.300 siswa yang terdaftar, sehingga ini merpakan upaya terbesar di Kaukasus Utara. Universitas Sadikov mengajarkan apa yang ia dicirikan sebagai praktek sufi pasifis, seperti melakukan ritual tarian berputar atau mengambil ziarah ke tempat-tempat suci (kuburan ulama).

Pendidikan agama sufi di Kaukasus Utara hanya bagi kepentingan menghadapi fundamentalis Sunni percaya dengan memaksa mereka untuk menyembah di rumah.

Dukungan negara juga membuat universitas sasaran. Dalam wawancara Februari, Mr Sadikov mengatakan bahwa ia sangat menyadari bahaya yang melekat dalam proyek itu. "Para radikal yang mengatakan, ‘Anda harus menghukum umat Islam tidak murni", kata Sadikov.