Rekaman Video di Youtube Guncang Komunitas Yahudi Australia

Polisi Australia menangkap seorang lelaki warga Perth yang dituduh membuat rekaman video yang isinya dianggap menghina orang Yahudi. Polisi menyatakan perbuatan itu telah melanggar undang-undang yang tentang penghinaan atau fitnah bernuansa rasial yang diberlakukan di negara-negara bagian barat Australia sejak empat tahun yang lalu.

Dalam rekaman video berdurasi 10 menit yang diposting di situs Youtube itu, terlihat seorang lelaki mengatakan "kematian Anda sudah dekat, saya akan menempatkan kalian di kamp-kamp seperti mereka".

Lelaki dalam rekaman video itu lalu mengejek seorang lelaki yang sedang berdiri di depan pertokoan dengan mengatakan bahwa lelaki itu rasis dan suka membunuh. Tidak diketahui apakah lelaki dalam rekaman video tersebut menyebut kata Yahudi.

Namun koran West Australian yang terbit di Perth menulis bahwa target penghinaan rekaman video itu adalah orang-orang Yahudi.Komunitas Yahudi di Australia ikut terguncang melihat rekaman video itu karena merasa merekalah yang menjadi sasaran.

Komisaris polisi Karl O’Callaghan mengontak pihak Youtube dan memerintahkan agar video itu dihapus. "Kami sudah bekerjasama dengan mereka (Youtube) untuk menghapus video itu dan mereka sangat koperatif," kata O’Callaghan pada para wartawan.

Juru Bicara kepolisian wilayah Barat Australia, Susan Usher mengatakan lelaki berusia 38 tahun dalam rekaman video itu menargetkan kelompok agama tertentu dan dianggap telah melontarkan ancaman pada orang-orang tertentu.

Menurut Usher, pelaku yang dirahasiakan identitasnya itu akan datang ke pengadilan hari Selasa pekan depan. Jika pelaku terbukti bersalah ancaman hukumannya adalah hukuman penjara maksimal 14 tahun ditambah denda sebesar 18.000 dollar.

Untuk saat ini, tambah usher, tersangka yang ditangkap detektif Australia hari Rabu kemarin, dibebaskan dengan jaminan.

Pada hari yang sama, seorang lelaki Australia bernama Frederick Toben dikenakan vonis tiga bulan penjara oleh pengadilan negara bagian Australia karena menolak menghentikan pemuatan artikel-artikelnya tentang Yahudi dan Holocaust di situs pribadinya. Oleh otoritas berwenang di Australia, artikel-artikel Toben bernuansa anti-Semit.

Atas putusan itu, Toben menyatakan banding. Untuk sementara ia masih bisa menghirup udara bebas sambil menunggu pengadilan banding di negara bagian selatan Australia.

Toben dikenal sebagai tokoh yang mengkritik peristiwa holocaust. Tahun 2008, Toben berhasil menghindar dari ancaman hukuman penjara di Jerman karena penolakannya terhadap peristiwa holocaust. Toben lolos dari ancaman pengadilan karena pengadilan Inggris menolak mengekstradisi Toben. Tapi beberapa tahun sebelumnya, tepatnya tahun 1999, Toben pernah meringkuk di penjara Jerman selama tujuh bulan dengan kasus tuduhan yang sama. (ln/Ynet)