Kepala Republik Iran Sayed Ali Khamenei beberapa waktu belakangan baru saja mengeluarkan keputusan baru menyegel pemakaman Abu Lu’luah Al-Majusi. Tokoh Abu Lu’uah merupakan pembunuh khalifah kedua Umar bin Khattab radhiallahu anhu.
Langkah ini disambut baik oleh Persatuan Internasional Ulama Islam yang memang sudah lama meminta Iran untuk menutup makam tersebut. Jurnalis asal Libanon yang juga pakar masalah Syiah, Qasim Qasir, mengatakan bahwa informasi itu diperoleh dari petinggi Iran di kantor Presiden Khamenei.
Menurutnya, keputusan menutup pemakaman Abu Lu’luah itu dilakukan karena lokasi itu telah berubah menjadi semacam tempat perkumpulan besar bagi kelompok syiah beraliran keras di kota Kachan, Iran. Qasir mengatakan, “Seorang petinggi Iran mengatakan bahwa Sayed Khamenei sudah mengeluarkan ketetapan penutupan makam itu."
Meski berita ini belum beredar di media massa Iran, tapi Qasir yakin upaya untuk tidak menyebarluaskan kebijakan itu adalah untuk menghindari kemungkinan meletupnya kemarahan sejumlah kelompok Syiah beraliran keras. Di sisi lain, Mashib Nuaimi, kepala redaksi harian Al-Wafaq, Iran, mengatakan, “Keputusan pimpinan tertinggi revolusi Iran dalam hal ini adalah untuk menegaskan sikapnya mendukung semua hal yang bisa mengancam kesatuan Islam dan memicu pertikaian antara Sunni dan Syiah."
Persatuan Ulama Islam Internasional, menyambut keputusan ini. Dr. Salim Al-Awa, selaku sekjen organisasi menyampaikan surat kepada Ayatullah Muhammad Ali Taskheri, Sekjen Forum Internasional Pendekatan Lintas Mazhab di Iran terkait penutupan makam Abu Lu’luah ini. Menurut Al-Awa, penutupan itu bisa menutup sebagian pintu fitnah antara Syiah dan Sunni.
Seperti diketahui, posisi Abu Lu’luah Al-Majusi sebagai pembunuh Khalifah Umar bin Khattab radhiallahu anhu menjadi sangat mulia di mata sebagian kalangan pengikut Syiah. Kebencian mereka kepada Umar bin Al-Khatthab radhiallahu ‘anhu sampai-sampai mereka menamakan Abu Lulu’ah Al-Majusi dengan sebutan: “Baba Syuja’uddin” (Ayah Sang Pemberani). Sebagian kaum Syi’ah dan pemuka bahkan ada yang mengatakan bahwa hari pembunuhan Umar bin Al-Khatthab adalah hari ‘ied terbesar, hari kebesaran, hari pengagungan, hari kesucian terbesar, hari keberkahan, dan hari hiburan. (na-str/iol)