Paus Benedictus XVI, menghimbau kembali tentang kebebasan beragama di sejumlah negara-negara Arab. Ia mengungkapkan kekhawatirannya, bila gereja-gereja di wilayah Arab hanya berfungsi seperti museum, bila orang-orang Kristen tetap mengalami tekanan hingga mereka harus pergi dari negara Arab.
Benediktus yang hingga kini belum meminta maaf kepada kaum Muslimin, usai mengungkapkan bahwa Islam disebarkan melalui pedang oleh Rasulullah saw itu, menyampaikan seruannya di hadapan keuskupan Katholik negara-negara Arab. Katanya, “Saya sangat khawatir bila larangan kebebasan beragama itu terjadi di setiap tempat. Hak semua orang untuk menerapkan agamanya dengan bebas. Orang yang merubah keyakinannya tidak boleh ditekan. ” Ia menyinggung sejumlah kasus yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Tapi Paus tidak menyebutkan secara definitif negara mana yang mempunyai masalah dalam kebebasan beragama.
Dalam pidato berbahasa Prancis, Paus juga menyampaikan bahwa setiap orang berhak menerapkan keyakinan agamanya secara terang-terangan, dan memeluk agama lain bila ia berkehendak melakukan hal itu. “Ini adalah hak prinsip setiap orang, ” ujarnya. Ditambahkannya, bahwa kondisi yang ada memang mendorong orang Kristen untuk meninggalkan negara mereka dan mencari daerah yang aman dan mereka bisa diterima secara lebih luas, dan mereka lebih bisa menerapkan keyakinannya secara lebih merdeka.
Paus Benedictus memang dikenal sebagai tokoh Kristen yang sangat risau dengan prilaku umat Islam yang dalam kacamatanya selalu bertindak tidak adil terhadap kaum Kristen. Bahkan pada tahun 2005 lalu, ia pernah mengeluarkan statemennya yang membangkitkan kemarahan umat Islam lantaran menyatakan bahwa Islam disebarkan dengan kekerasan. Sikap Paus Vatikan itu kemudian memicu upaya kaum Muslimin untuk melakukan pendekatan antar agama.
Hingga kini, Paus Vatikan belum mau meminta maaf atas statemennya itu. Itulah yang menyebabkan Persatuan Ulama Islam Internasional yang dipimpin Dr. Yusuf Qaradhawi hingga kini tak mau terlibat dengan dialog apapun dengan Vatikan. Beberapa kalangan dari Barat sendiri menjuluki Ratzinger, Paus dari Jerman ini, sebagai seseorang yang memiliki wajah tidak bersahabat. Bisa jadi, hati memang tercermin dari aura wajah seseorang. (na-str/iol)