Lagi, para ulama dunia Islam mendesak Fatah untuk membuka dialog dengan Hamas. Seruan ini disampaikan oleh 406 ulama dan pakar Islam internasional.
Mereka juga mengkritik ide mendatangkan pasukan asing di Ghaza karena dianggap merupakan campur tangan dan tidak menghormati pilihan rakyat Palestina tentang pemerintahan terpilih di negara mereka sendiri.
Setelah Hamas menguasai Ghaza sejak 14 Juni, Presiden Mahmud Abbas, pemimpin Fatah memutuskan pembubaran kabinet Hamas pimpinan Ismail Haniyah. Abbas bahkan membentuk kabinet darurat setelah menganggap kabinet Hamas tidak legal dan menutup sama sekali dialog dengan Hamas.
Para ulama itu menyatakan, “Seluruh rakyat Palestina dengan segenap perbedaan yang ada dan permasalahan yang mereka alami harus diatasi dengan dialog persaudaraan yang konstruktif, jauh dari tekanan dan intervensi musuh Zionis.”
Mereka juga menegaskan keterkejutannya dengan sikap pemerintahan Palestina yang justru membuka dialog dengan Zionis Israel, dan malah menolak dialog dengan sebagian besar rakyat Palestina.
Terkait terbelahnya Palestina menjadi Ghaza dan Tepi barat, para ulama menyatakan, “Kaum Muslimin di dunia tetap mendukung pilihan rakyat Palestina. Mereka juga menghormati keinginan rakyat Palestina untuk merdeka, menghormati penguasa yang legal, kepemimpinan dan pemerintahan yang terpilih dalam pemilu. ”
Mereka meminta agar para pimpinan dan tokoh Palestina, khususnya yang berada di gerakan Hamas dan Fatah untuk membuka dialog di atas prinsip Kesepakatan Makkah yang dideklarasikan sejak bulan Februari 2007.
Terkait keinginan Abbas untuk mendatangkan pasukan asing ke Palestina, para ulama ini memandang, “Kami tidak melihat adanya alasan yang bisa membenarkan kehadiran pasukan asing di Ghaza. Khususnya, dalam kondisi mayoritas rakyat Palestina juga menolak kehadiran pasukan asing. Harakah Jihad Islam, Front Rakyat dan Demokratik untuk Pembebasan Palestina, bahkan telah bergabung dengan Hamas untuk menolak kehadiran pasukan asing itu. ”
Para ulama yang berasal dari 48 negara dunia itu antara lain Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Ibrahim Zaid Kailani kepala Tim Fatwa Jabhah Amal Islami Yordania, Ibrahim Mashri Pemred Harian Al-Amaan Libanon, Ahmad Qathan da’i dari Kuwait, Abdussalam Yasin Mursyid Aam Jamaah Adl wal Ihsan di Maroko dan lainnya. (na-str/iol)