Ratusan polisi Irak terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan makanan usai menyantap menu berbuka puasa, Minggu (8/10) malam. Peristiwa ini terjadi di basis latihan kepolisian di Provinsi Wasit, sebelah selatan Irak. Beberapa korban dalam kondisi kritis, seorang pejabat di kementerian lingkungan Irak bahkan menyatakan sebelas orang tewas dalam kasus keracunan itu.
Namun gubernur provinsi Wasit Hamad al-Latif membantah adanya korban tewas dan hanya mengakui adanya korban yang dalam kondisi kritis. Tidak ada penjelasan resmi tentang laporan yang simpang siur itu. Aparat berwenang kini sedang menyelidiki apakah ada faktor kesengajaan dalam peristiwa tersebut.
"Ratusan polisi keracunan setelah makan dan minum saat berbuka puasa. Penyelidikan sedang dilakukan untuk menemukan penyebabnya," ujar al-Latif.
Menurutnya, sampel makanan dan air minum akan dikirim ke Baghdad untuk diperiksa lebih lanjut, guna mencari tahu kandungan apa yang ada dalam makanan dan minuman tersebut.
Pengawas di kementerian lingkungan hidup Irak, Jassim al-Atwan mengatakan, sejumlah polisi mengalami pendarahan dari telinga dan hidung setelah makan. Jasim yang menghubungkan penyelidikan antara kementerian kesehatan dengan markas polisi yang berlokasi di kota Numaniya itu.
Jumlah korban mencapai 600 sampai 700 orang dengan tingkat keracunan berbeda-beda. 11 orang di antaranya yang makan dalam jumlah cukup banyak, menurut Atwan seperti dikutip Associated Press, meninggal dunia.
Beberapa polisi langsung pingsan setelah makan dan minum, korban lainnya satu persatu terjatuh saling bertindihan ketika mereka sedang menuju lapangan untuk membentuk barisan.
Militer AS segera mengirimkan bantuan ambuland an helikopternya untuk membawa para korban ke rumah saki di Numaniya dan kota Kut.
Aparat kepolisian yang nahas itu berasal dari Kepolisian Nasional divisi ke-4 ‘Karrar’ yang diambil dari sebutan terhadap Imam Ali, kalifah Islam ke-4.
Divisi ini bisa bertugas di kota Salman Pak, wilayah pinggiran di sebelah tenggara kota Baghdad dan salah satu wilayah yang cukup rawan pembunuhan antara warga Sunni dan Syiahnya. Mereka sedang berada di kota Numaniya untuk mengikuti pelatihan. (ln/aljz)