Ratusan Delegasi Internasional Bahas Masalah Irak di Stockholm

Sekitar 100 delegasi dari berbagai negara, berkumpul di ibukota Swedia, Stockholm untuk membahas kondisi Irak selama satu tahun ini. Konferensi ini akan dipimpin oleh Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.

Konferensi ini mengkaji program International Compact with Iraq (ICI), program lima tahun untuk Irak yang ditetapkan di Mesir tahun 2007 lalu. Program itu bertujuan untuk menciptakan perdamaian, kesejahteraan, rekonsiliasi politik di negeri yang terkoyak akibat invasi AS itu.

Utusan senior PBB untuk Irak Staffan de Mistura menjelang konferensi ini mengatakan, pertemuan itu merupakan pertemuan penting di tengah periode yang sangat krusial dalam sejarah Irak. Pertemuan sangat menentukan nasib Irak, "Apakah Irak akan menjadi sebuah negara yang stabil, mandiri dan berdaulat atau menjadi negara yang kacau, " kata de Mistura.

Perdana Menteri Irak yang sudah tiba di Swedia sejak hari Rabu mengungkapkan harapannya, untuk bisa mendapatkan dukungan atas kedaulatan Irak dan mendapatkan bantuan untuk memperbaiki Irak akibat perang dan petualangan rejim sebelumnya.

Konferensi itu juga akan membahas kurangnya dukungan negara-negara Arab atas masalah Irak. Swedia yang tidak ikut ambil bagian dalam invasi AS ke Irak dan menampung para pengungsi dari Irak menyatakan, negara-negara Arab perlu lebih lebih banyak terlibat dengan pemerintah Irak dan memberikan kesempatan bagi Irak untuk membangun kembali negaranya.

Saat ini, tak satupun negara-negara Arab yang membuka perwakilan negaranya di Irak dengan alasan keamanan. Menteri Keuangan Irak, Bayan Jabour berharap negara-negara Arab mau memberi "ampunan" atas hutang-hutang Irak. "Penghapusan hutang oleh negara-negara Arab sangat vital, " kata Jabour.

Konferensi Irak di Swedia, dibayang-bayangi rencana aksi unjuk rasa baik di lokasi konferensi dan di berbagai tempat di Stockholm. Para pengunjuk rasa menuntut ditariknya pasukan AS di Irak. (ln/aljz)