Ramadhan Spesial untuk Muslim Georgia

Ramadhan Spesial untuk Muslim Georgia

Haji Tahamais sibuk memberikan sentuhan akhir kalender Ramadhan (jadwal Imsakiyah Ramadhan) untuk distribusikan di antara umat Islam di seluruh Georgia menjelang awal bulan puasa.

“Bulan Ramadhan selalu menjadi sangat istimewa bagi umat Islam di Georgia, bahkan selama masa pendudukan Soviet,” kata Haji Tahamais, 51 tahun, pengelola masjid di ibukota Tiblisi, kepada OnIslam.net.

“Mereka menunggu bulan suci ini dengan kegembiraan besar.”

Duduk di pintu masuk kecil dari masjid di Saburtala, daerah perbukitan di utara Tiblisi, Haji Tahamais sangat bersemangat untuk berbicara tentang bulan suci Ramadhan.

“Kami biasanya menyelesaikan ini (kalender Ramadhan) setidaknya satu bulan sebelum jatuhnya bulan Ramadhan, dan pengiriman ke hampir semua warga di kota-kota,”ujarnya.

Kalender Ramadhan, yang berisi jadwal sahur dan buka puasa serta waktu shalat, juga diupload di internet.

“Kondisi di negara Muslim dan Kristen Ortodoks Georgia sangat berbeda,” kata Haji Tahamais.

“Bertentangan dengan sebuah negara Islam, Anda tidak mendengar Adzan di sini, dan Anda tidak menemukan perubahan atau relaksasi pada jam kerja, oleh karena itu, kita mengikuti kalender ini,” katanya.

“Orang-orang biasanya tidak melakukan lima kali shalat di masjid kecuali hari Jumat, tetapi di bulan Ramadhan ada kelompok-kelompok kecil dan besar yang berbuka puasa di Masjid.” Jumlah orang yang berbuka puasa di masjid bervariasi, tegasnya.

“Bahkan mereka yang tidak datang ke masjid di hari biasa, mereka juga muncul setidaknya pada hari Jumat,” imbuhnya.

Ibrahim Mohammadove, seorang pengusaha lokal, adalah salah satu dari ribuan Muslim yang mengubah gaya hidup mereka sehari-hari selama bulan suci Ramadhan.

“Saya biasanya bangun terlambat karena saya harus duduk berjam-jam panjang di superstore saya,” kata Ibrahim kepada OnIslam.net.

“Tapi di bulan Ramadhan saya mengubah seluruh jadwal. Saya tidur lebih awal, bangun untuk sahur, dan setelah shalat subuh, saya membaca ayat-ayat Alquran, dan pergi bekerja,” tambah Ibrahim, yang muncul di masjid Saburtala untuk mengumpulkan kalender Ramadhan.

“Saya biasanya berbuka puasa dengan keluarga saya di rumah, kecuali hari-hari kita diundang untuk Iftar yang diselenggarakan oleh teman kita atau di masjid,” kata Ibrahim.

Biasanya, tidak ada pengaturan secara teratur Iftar di Masjid. Namun, kadang-kadang pengaturan khusus dibuat oleh pemerintah atas Muslim kaya.

Berbatasan dengan Rusia yang kuat di utara, Turki dan Armenia di selatan, tenggara dan Azerbaijan di Laut Hitam di sebelah barat, Georgia terletak di persimpangan Asia Barat dan Eropa Timur.

Georgia adalah rumah bagi 5 juta orang, dimana Muslim di antara 9,9 persen menjadi 10,5 persen dari total populasi.

Mayoritas Muslim mendiami kota-kota dan desa-desa yang berbatasan dengan Turki dan Azerbaijan, dan berasal dari Turki dan Azerbaijan.(fq/oi)