Ramadhan Bertepatan dengan Olimpiade, Membuat Dilema Atlet Muslim

Ramadhan Bertepatan dengan Olimpiade, Membuat Dilema Atlet Muslim

Dengan lebih dari 3.000 atlet dan pejabat muslim yang menghadiri Olimpiade London, puasa Ramadhan menjadi tantangan bersama mereka pada even olahraga terbesar tersebut.

Beberapa atlet Muslim di Olimpiade termasuk warga Somalia-Kanada Mohammed Ahmed, seorang pelari 10.000 meter, dan Khaled Belabbas asal Aljazair akan menjalani semuanya itu.

“Saya akan berpuasa seperti yang biasa saya lakukan. Ini tidak akan menjadi hal baru bagi saya,” kata Khaled Belabbas kepada Globe And Mail.

Beberapa peserta Muslim merasa mereka harus berkompromi. Ahmed, misalnya, akan berbuka selama Olimpiade tapi akan menebusnya dengan berpuasa setelah Ramadhan.

“Mohammed Ahmed adalah muslim dan akan berpuasa Ramadhan setelah kompetisi di Olimpiade, dia tidak akan berpuasa sebelumnya,” kata direktur informasi Atletik Kanada Mathieu Gentes.

Atlit Maroko, Mohammed Sbihi akan berbuka saat berlaga selama di Olimpiade. Setelah berkonsultasi dengan seorang ulama Islam, ia memilih untuk menyumbangkan 60 makanan bagi masyarakat miskin sebagai kompensasi untuk setiap hari yang ia tidak berpuasa.

Perenang Maroko Sara El-Bekri memilih untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadhan tahun ini. “Kemampuan fisik kami tidak diragukan lagi akan terganggu,” kata juara Afrika pada renang 50 dan 100 meter gaya dada mengatakan kepada situs berita internasional France 24. “Kami terbagi antara keinginan untuk menghormati salah satu dari lima pilar agama kami dan kebutuhan untuk tiba di London pada kondisi fisik terbaik untuk bersaing di Olimpiade.”

Ini bukan pertama kalinya kepentingan agama dengan olahraga menjadi tumpang tindih. Sprinter Skotlandia Eric Lindell, seorang Kristen yang taat, menarik diri dari perlombaan 100 meter Olimpiade pada tahun 1924 yang berlangsung pada hari Minggu. Di sisi lain, Sandy Koufax seorang Yahudi turun ke lapangan pertandingan World Series 1965 untuk Los Angeles Dodgers yang bertepatan pada hari Yom Kippur.

Olimpiade dipentaskan hingga 31 Agustus, membentang hampir 10 hari Ramadhan. Joanna Manning Cooper, juru bicara untuk Olimpiade London 2012, mengatakan enam tahun yang lalu penyelenggara tidak tahu tentang hal ini ketika kami mengajukan tawaran kami dan kami selalu percaya kami dapat menemukan cara untuk mengakomodasi hal itu.

Komite Olimpiade Nasional menolak permintaan yang dibuat oleh Komisi HAM Islam 6 tahun yang lalu untuk menjadwal ulang pertandingan sesuai dengan bulan Ramadhan dengan alasan bahwa olahraga tidak wajin sedangkan puasa adalah pilihan pribadi yang dibuat oleh para atlet secara individual.(fq/aby)