Ramadhan Berdarah di Kashmir, Berawal dari Militer Serang Muslim saat Sholat tarawih

Bloodbath Ruins Kashmir RamadanSedikitnya enam orang tewas dan puluhan terluka di wilayah Jammu dan kabupaten Ramban – Kashmir setelah bentrokan meletus antara pasukan keamanan  dan pengunjuk rasa, yang menuduh polisi lakukan penodaan terhadap  Al Qur’an dan serangan terhadap jamaah saat melakukan shalat Tarawih kemarin.

“24 orang telah terluka dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa,” kata seorang perwira polisi senior kepada kantor berita IANS pada hari Kamis, 18 Juli.

“Dokter di rumah sakit mengatakan bahwa lima dari yang cedera mengalami luka bekas terjangan peluru.”

Kerusuhan meletus pada pukul 5 pagi pada Kamis setelah pengunjuk rasa menyerbu Pasukan Keamanan (BSF) di  kamp Perbatasan di kota Gool kabupaten Ramban, Kashmir.

Para pengunjuk rasa menuduh personil BSF telah menyerang sebuah masjid saat shalat Taraweh , memukuli imam dan beberapa jamaah dan menodai Al-Qur’an.

Para penjaga di kamp menembaki para pengunjuk rasa, dan  menewaskan empat dari mereka dan melukai 24 orang lainnya, kata polisi.

Bereaksi terhadap berita kerusuhan , pengunjuk rasa memblokir lokasi strategis di Jammu-Srinagar.

Di Srinagar, para ulama dan separatis menyerukan menghentikan demontrasi protes pada hari Jumat.

Ketegangan telah terjadi  di Ramban, di mana 76 Batalyon dikerahkan untuk keamanan yang di bawah jalur kereta api, kondisi mencekam sejak Rabu malam.

Informasi lokal yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan awal kejadiannya bermula saat personil militer BSF meminta beberapa jamaah  yang sedang  berkumpul di masjid setempat untuk menghentikan sholat Tarawih.

“Setelah perdebatan panas, kemudian sebagian orang-orang membubarkan diri . Seorang laki-laki dari jamaah masjid, Abdul Latif, mencoba menawarkan memindahkan lokasi sholat di jembatan terdekat, “katanya kepada Hindustan Times.

“Ada pertengkaran antara Abdul Latif dan personil militer, dan militer itu kemudian memukulinya.”

Dalam upaya untuk menenangkan Muslim Kashmir, Menteri Dalam Negeri Sushilkumar Shinde memerintahkan penyelidikan atas kematian demonstran.

“Korban jiwa dalam insiden ini sangat menyedihkan dan saya menawarkan belasungkawa saya yang mendalam kepada keluarga korban,” katanya.

“Saya yakinkan bahwa setiap penggunaan kekuatan yang berlebihan atau tindakan yang tidak bertanggung jawab akan ditangani dengan ketat.

“Saya mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga perdamaian dan memungkinkan kondisi normal segera dikembalikan.”

Kashmir dibagi menjadi dua bagian dan diperintah oleh India dan Pakistan, yang terlibat dua dari tiga perang sejak kemerdekaan 1947 atas wilayah tersebut.

Pakistan dan PBB mendukung hak rakyat Kashmir untuk menentukan nasib sendiri, opsi kemerdekaan itu ditentang oleh New Delhi.

India dan Pakistan terlibat tiga kali perang sejak kemerdekaan mereka pada 1947, dua diantaranya di wilayah Kashmir. (OI.Net/Dz)