Rakyat Somalia Senin (19/6) mengungkapkan kegembiraannya atas kemenangan kelompok Joint Islamic Courts (JIC) yang kini sudah mengambil alih kontrol sebagain besar wilayah di negara itu. Rakyat Somalia yang selama ini berada di bawah kekuasaan para panglima perang berharap kemenangan JIC membawa perdamaian dan stabilitas di negara yang terletak di benua hitam itu.
"Akhirnya kami melihat berakhirnya pembunuhan warga sipil dan perampokan terhadap rumah-rumah mereka," kata Amina, aktivis kemanusiaan di selatan Mogadishu. Ia menambahkan,"Toko-toko yang menjual narkotika juga sudah ditutup."
Warga di kota-kota besar seperti Mogadishu, Jowhar dan Balad mengatakan, transportasi kini lebih lancar, binis mulai menggeliat, penghalang jalan dihancurkan dan senjata-senjata sudah tidak terlihat lagi di jalan-jalan.
"Kami akhirnya menikmati situasi yang aman dan stabil," kata Ali Mayo, seorang warga Mogadishu pada situs Islamonline.
Sementara itu pasukan dari JIC melakukan patroli keliling kota Mogadishu untuk menjaga keamanan ibukota. "Tujuan patroli untuk memulihkan keamanan dan stabilitas di ibukota serta memcari para pelaku kejahatan dan para pencuri," kata Syeikh Abdul Qadir Ali Umar, seorang deputi JIC.
Syeikh Ali Umar menyerukan warga kota Mogadishu untuk bekerjasama dengan pasukan JIC dalam upaya penegakkan hukum dan pemulihan situasi keamanan.
Pihak JIC hari Senin kemarin juga mengundang sejumlah reporter asing ke Mogadishu dan Jowhar untuk melihat sendiri perubahan situasi di kota itu sejak berhasil dikuasai oleh JIC. Mereka melihat sendiri penghalang-penghalang jalan yang dilengkapi dengan pos keamanan yang dibangun oleh kelompok milisi, sudah dibongkar. Jalan-jalan juga sudah ramai dengan lalu lalang kendaraan dan dokar. Di pelabuhan, kapal-kapal juga sudah mulai ramai berlabuh.
"Ongkos bis dari Mogadishu ke Jowhar yang biasanya 70.000 shilling (sekitar 5 dollar). Sekarang turun setengahnya, cuma 30.000 shilling saja," kata seorang sopir, Muhamad Ali Ahmad pada Reuters.
"Ongkosnya turun sejak semalam, ketika mahkamah Islam mengambil alih. Karena tidak ada lagi penghalang jalan, sekarang perjalanannya jadi lebih lancar," sambung Ali Ahmad.
Rakyat Somalia berhak merasa lega karena sudah terbebas dari penindasan para panglima perang yang sejak tahun 1991 berkuasa di negeri itu, setelah menumbangkan kepemimpinan Presiden Muhamad Siad Barre. Para panglima perang itu kemudian bergabung dalam Alliance for the Restoration of Peace and Counter-Terrorism (ARPCT) dengan dukungan AS. Namun pada awal bulan Juni kemarin, JIC berhasil mematahkan kekuatan ARPCT lewat pertempuran sengit yang menyebabkan lebih dari 350 orang tewas.
Konferensi Nasional
Menyusul kemenangannya, para pemimpin JIC mengatakan akan menggelar konferensi untuk membicarakan pembentukan pemerintahan lokal di wilayah-wilayah yang sudah dikuasai oleh pasukan JIC.
Ketua JIC Syeikh Sharif Ahmad mengatakan, konferensi akan melibatkan perwakilan dari semua kelompok yang ada di Somalia. Ia juga mengatakan, JIC akan melakukan pembicaraan dengan para tokoh-tokoh nasional Somalia yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri untuk membahas formula pemulihan keamanan di Somalia.
Menjawab tudingan AS bahwa JIC akan memberikan fasilitas sebagai tempat nyaman bagi para anggota al-Qaidah dan akan membangun rejim seperti rejim Taliban, Syeikh Ahmad menegaskan bahwa semua tuduhan itu tidak benar.
"Kami tidak punya tujuan khusus, kepentingan atau agenda tersembunyi. Rakyat hanya menginginkan stabilitas dan keamanan setelah 16 tahun pertumpahan darah dan perang sipil," tegas Syeikh Ahmad pada para wartawan di kota Jowhar. (ln/iol)