Rakyat Pakistan Protes Operasi Militer dan Campur Tangan AS

Ratusan massa Partai Jamaat-i-Islami menggelar aksi unjuk rasa di kota Islamabad, memprotes serangan militer AS dan Pakistan terhadap Taliban di North West Frontier Province (NWFP), satu dari empat provinsi Pakistan.

Masa turun ke jalan setelah pertempuran sengit antara pasukan militer Pakistan dan Taliban di Mingora, kota utama di Lembah Swat hari minggu kemarin. Para pendukung partai Islam yang menjadi oposisi di Pakistan itu mengecam ikut campur AS dalam urusan dalam negeri Pakistan, yang memicu pertikaian berdarah antara pasukan pemerintah dan Taliban.

Washington, dengan dalih melawan teroisme, menyatakan mendukung operasi militer Pakistan ke NWFP untuk memberangus pejuang Taliban dari Afghanistan yang membangun kekuatan di wilayah itu. Namun operasi-operasi militer yang dilakukan pasukan Pakistan dengan dukungan AS lebih banyak menimbulkan korban jiwa di kalangan rakyat sipil Pakistan.

"Mereka melakukan pemboman dari udara dan serangan artileri dengan target populasi sipil, menghancurkan desa-desa, kota dan menimbulkan ketakutan di kalangan penduduk," kata Qazi Hussein Ahmed, pimpinan Partai Jamaat-i-Islami.

Menurutnya, operasi militer hanya akan memperkuat dukungan massa terhadap Taliban. Qazi mendesak pemerintah Pakistan untuk berdialog dengan warga lokal untuk menghadapi Taliban. "Mereka punya cara tradisional untuk menyelesaikan masalah militansi. Mereka bisa melibatkan semua pihak yang bertikai di kalangan komunitas mereka sendiri," ujar Qazi.

Selain di Islamabad, aksi protes menentang operasi militer Pakistan di NWP juga dilakukan di Karachi, ibukota Provinsi Sindh. Sementara, aparat keamanan Pakistan mengklaim sudah menguasai kembali sejumlah tempat di Mingora yang sebelumnya dikuasai Taliban.

Juru Bicara Militer Pakistan, Mayor Jenderal Athar Abbas mengatakan, dalam pertempuran sengit dengan Taliban, mereka mengklaim berhasil menewaskan 17 orang militan Taliban. "Kami sudah mengepunya semua akses masuk dan keluar," kata Abbas.

Mingora adalah distrik yang menjadi pusat bisnis di kawasan Swat, NWFP yang sudah beberapa minggu ini berada dibawah kontrol Taliban. Pasukan Pakistan berusaha merebut kembali wilayah itu, sehingga kerap terjadi pertempuran sengit antara keduabelah pihak. Pertempuran-pertempuran itu memaksa lebih dari 300.000 warga setempat mengungsi. Menurut aparat militer Pakistan, masih ada 10.000-20.000 warga yang terperangkap di dalam Mingora, mereka kekurangan bahan makanan dan tidak mendapatkan akses kesehatan.

Hari Minggu kemarin, militer Pakistan meluaskan operasinya sampai ke kawasan Orakzai dengan menggunakan helikopter tempur dan mengerahkan pasukan darat. Menurut Mohammad Yasin, pejabat pemerintahan setempat, target serangan adalah markas kelompok Hakeemulah Mehsud, salah seorang pimpinan Taliban di Pakistan. Serbuan militer Pakistan menyebabkan ratusan penduduk Orakzai mengungsi, agar tidak menjadi korban pertempuran. (ln/aljz)