Dalam majelis nasional pertama mereka yang dipilih secara bebas, rakyat Libya yang dengan sukacita menyambut Idul Fitri, yang menandai akhir Ramadhan, dengan penuh dengan harapan untuk masa depan yang lebih baik tanpa berharap ada pemimpin seperti Muammar Gaddafi.
“Mengenai Idul Fitri, ini adalah pertama kalinya yang kami alami tanpa Gaddafi,” kata seorang warga, Rawad Youssef, kepada Reuters pada hari Jumat kemarin (17/8).
“Kami berterima kasih kepada Allah, kami sangat senang dan situasinya sangat stabil.”
Idul Fitri kali ini, adalah yang pertama untuk rakyat Libya sejak kematian mantan diktator Gaddafi.
Beberapa jam sebelum perayaan Idul Fitri, penduduk kota Tripoli pergi ke pasar untuk membeli baju baru dan makanan untuk merayakan Idul Fitri.
“Saya merasa seperti warga Libya – Saya merasa senang,” kata penduduk Tripoli Muhammad Ezz el-Deen yang senang pemerintahan Gaddafi telah berakhir.
“Yang penting adalah bahwa kami telah menyingkirkan tiran itu,” tambahnya.
Dia menambahkan bahwa mereka yang kehilangan nyawa mereka dalam pertempuran tahun lalu juga harus diingat pada saat Idul Fitri nanti.
Dalam suasana hati yang bergembira di bawah majelis nasional yang baru terpilih, Libya mempersiapkan perayaan khusus untuk Idul Fitri tahun ini.
“Selama Idul Fitri ini kami bersyukur semua warga Libya bahagia dan bersatu di bawah satu ide yang hanya ada satu Libya – tidak timur atau barat,” kata warga Tripoli, Jamal al-Gnedi.
Al-Gnedi, menekankan pekerjaan penting yang harus dilakukan adalah menyatukan negara, menyusul adanya konflik horisontal.(fq/oi)