Penderitaan dan kepedihan yang dialami rakyat Irak akibat invasi dan pertikaian antar sekte, terlupakan untuk sementara. Mereka larut dalam kegembiraan setelah tim nasional sepakbola mereka berhasil mengalahkan tim sepakbola Arab Saudi 1-0 dalam final Piala Asia yang berlangsung di Gelora Bung Karno, Minggu (29/7) malam.
"Sekarang, adalah hak kami untuk bergembira atas kemenangan yang telah dibawa oleh tim pahlawan kami. Mereka telah membawa kebahagian bagi kami, yang tidak pernah kami rasakan di masa lalu, di tengah penderitaan yang berat, " kata Haidar Mustafa, seorang mahasiswa di kota Baghdad.
Situs Islamonline melaporkan, belasan orang di sebuah kedai kopi di kota Baghdad berlompat-lompat kegirangan dan bernyanyi-nyanyi begitu Younis Mahmud lewat sundulan kepalanya berhasil menggetarkan gawang tim Arab Saudi, dan tercetaklah gol pertama bagi kesebelasan Irak.
Tim Irak berhasil mempertahankan gawangnya sampai berakhirnya pertandingan, sehingga Irak keluar sebagai pemenang Piala Asia.
Ribuan rakyat Irak, termasuk anggota pasukan keamanan ikut bergembira ria, dengan melepaskan sejumlah tembakan ke udara dan ke sungai Tigris. Meskipun otoritas berwenang di Baghdad sudah mengeluarkan larangan bahwa kendaraan tidak boleh lalu lalang pada malam hari dan mereka memerintahkan kepolisian untuk menangkap siapa saja yang ikut serta dalam acara perayaan dengan cara melepaskan tembakan sebagai ungkapan kegembiraan.
Namun aturan itu tidak berlaku. Malah tentara dan polisi yang pertama kali melepaskan tembakan saking gembiranya. Sementara rakyat Irak cenderung mematuhi larangan itu, sehingga mereka memilih menyaksikan final Piala Asia semalam di rumah atau di kafe-kafe.
Kegembiraan memang terlihat hampir di pelosok kota Irak, baik yang didominasi oleh Muslim Sunni seperti Tikrit dan kota yang didominasi Muslim Syiah, seperti Basra. Serta kota yang didominsi etnis Kurdi di Arbil.
Mereka bersorak-sorak, berjingkrak-jingkrak dan menari-menari meluapkan rasa bahagia. Di seluruh kota di Irak, terlihat para penjual kaos, bendera, serta poster-poster bergambar tim nasional Irak yang berlaga di Piala Asia.
"Peristiwa ini mengusir semua penderitaan kami, " kata Haidar, warga Irak berusia 22 tahun.
"Gaya permainan tim Irak memuat kami bangga. Mereka berhasil menyatukan seluruh rakyat Irak, ketika para politisi gagal melakukannya, " kata Baqir Mohsin, seorang pengusaha dari Basra.
Atas kemenangan Irak, CNN sampai menyiarkan breaking news untuk mengumumkan kemenangan itu.
Pencetak gol Younes Mahmud mengatakan tidak pilihan lain bagi timnya selain memenangkan Piala Asia. Kemenangan ini, kata Mahmud, ia persembahkan untuk seorang ibu yang kehilangan putrranya yang berusia 12 tahun, akibat ledakan bom mobil pekan kemarin.
Anak laki-laki ibu tersebut, adalah satu dari 50 orang yang tewas dalam insiden tersebut, ketika rakyat Irak merayakan kegembiraannya setelah tim sepakbola Irak berhasil mengalahkan tim Korea Selatan.
"Insiden ini terjadi di kota Mansor, Baghdad dan salah seorang korbannya adalah anak laki-laki berusia 12 tahun. Anak itu terkulai di hadapan ibunya, tapi sang ibu tidak menangis. Dia malah bilang ‘saya mempersembahkan putera saya sebagai pengorbanan untuk tim nasional Irak’, oleh sebab itu, kami harus menang, " kata Mahmud. (ln/iol/aljz)