Raja Yordania Abdullah mengungkapkan kekhawatirannya jika Israel tidak juga menghentikan pembangunan pemukiman ilegalnya di wilayah Palestina. Ia mengatakan, "perang" akan pecah jika sampai akhir tahun 2010 ini, masalah pemukiman ilegal Israel tidak terselesaikan.
"Jika kita tidak bisa menunjukkan kemajuan dalam konflik Israel-Palestina, kemungkinan akan terjadi perang pada akhir tahun nanti," kata Raja Abdullah dalam wawancara di acara Daily Show.
Ia menyatakan lebih mengkhawatirkan dampak pemukiman ilegal ini dibandingkan isu-isu lain yang bisa mengganggu pembicaraan damai antara Israel-Palestina. "Masyarakat sedang menunggu untuk menyaksikan kegagalan kita, agar bisa mengatakan bahwa tidak ada peluang untuk dialog dan kekerasan menjadi satu-satunya jalan," ujar Raja Abdullah.
Raja Yordania itu juga mengungkapkan keyakinannya jika publik Palestina dan Israel diberi pilihan damai atau perang, mayoritas publik akan memilih damai. Ia mengaku senang melihat keseriusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk menyelesaikan konflik.
Yordania adalah negara Arab yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel, selain Mesir. Raja Abdullah selalu mendorong pembicaraan damai Israel-Palestina meski faktanya rezim Zionis yang selalu melanggar setiap kesepakatan dengan pihak Palestina.
Dalam pidatonya di sidang Dewan Umum PBB, Raja Yordania kembali meminta Israel-Palestina untuk melakukan rekonsiliasi. Ia sama sekali tidak menyinggung soal penjajahan Israel di Palestina, atau upaya pembebasan Yerusalem dari cengkeraman rezim Zionis serta kejahatan dan pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Raja Yordania malah menyebut kembali soal "Inisiatif Perdamaian Arab" agar 57 negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
"Kita semua (negara Arab) akan kalah jika pembicaraan damai Israel-Palestina gagal. Pengaruh kita, secara kolektif adalah kunci (keberhasilan) itu," ujarnya. (ln/Ynet)