Setelah Raja Abdullah menggantikan ayahnya sebagai raja Arab Saudi, Nabil Fahmi, duta besar Mesir untuk AS berkata, “Inilah sebuah penyegaran.”
Entah apa yang dimaksud oleh Fahmi dengan penyegaran tersebut. Ketika itu, orang masih mengerutkan kening siapa dan bagaimana Raja Abdullah. Putra Raja Fahd itu diyakini akan sangat berbeda dengan ayahnya yang mempunyai kebijakan ganjil, terutama terhadap AS dan negara Barat. Ini dikarenakan Raja Abdullah tak pernah punya latar belakang pendidikan di luar negeri—utamanya AS.
Kemudian, beberapa hal pun terjadi. Saudi memang berubah, terutama dalam sektor perkembangan kekinian negara itu. Tahun ini, perubahan itu sangat mencolok dan mendobrak semua hal yang menjadi tabu di Saudi selama ratusan tahun. Ada seorang perempuan bernama Noura Al Fayed yang duduk dalam pemerintahan. Kemudian dibukanya bioskop untuk umum, adanya kontes kecantikan, dan sebuah grup rock yang terdiri dari perempuan muda Arab Saudi dan kini lagu serta video klipnya beredar luas di seluruh dunia, melalui internet.
Namun, perlakuan Arab Saudi terhadap perkembangan Islam yang sebenarnya malah jauh lebih buruk. Misalnya saja, ketika seluruh dunia terjun memprotes dan merasa terlibat pada aksi mengecam Israel, Raja Abdulllah mengeluarkan keputusan tegas: rakyat Saudi tidak boleh melakukan aksi demo dan pelanggarnya ditangkap serta dijebloskan ke dalam penjara. Kemudianm, pengajian masih dilakukan secara sembunyi, jika terpergok oleh aparat keamanan, itu juga akan jadi masalah. Raja Abdullah mempunyai hubungan yang sangat mesra dengan AS—baik ketika semasa Bush menjabat, ataupun sekarang dengan Obama.
Nabil Fahmy berkomentar, “Terjadi perubahan yang serius di Arab Saudi.” Fahmy berkata seperti itu mungkin karena ia melihat kemiripan antara Raja Abdullah dengan pemimpinnya dulu di Mesir, Gamal Abdel Nasser.
Seperti kita ketahui, Gamal Abdul Nasser naik tahta dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutunya. Ia yang pertama kali menciptakan pemerintahan sekuler di Mesir, sekaligus mengubur Islam. Penangkapan terhadap aktivis Islam di Mesir banyak dilakukan oleh rezim ini. Di zaman Abdel Nasser juga Mesir mulai memunculkan segala hal yang berbau AS dan Barat.
Tidak heran jika Nabil Fahmy berkata bahwa Saudi akan berubah. Namun sayangnya, perubahan itu malah semakin banyak mengikis nilai-nilai Islam. Tidak heran, jika media-media Arab menyebut Raja Abdullah di Arab Saudi merupakan Gamal Abdel Nasser baru di zaman ini. (sa/ylbn)