Raja Arab Saudi Abdullah mengutuk tindakan keras terhadap pengunjuk rasa anti-pemerintah di Suriah, hari Minggu. Raja Abdullah mengatakan, "Tidak ada pembenaran untuk pertumpahan darah", ucapnya.
Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dirilis melalui televisi Saudi Minggu malam, Abdullah mengatakan Kerajaan Saudi menarik duta besarnya dari Damaskus untuk konsultasi.
"Apa yang terjadi di Suriah tidak dapat diterima oleh Kerajaan Arab Saudi," kata Abdullah. "Tidak ada pembenaran atas pertumpahan darah di Suriah, dan apa yang terjadi tidak ada hubungannya dengan agama atau etika. Pemimpin Suriah dapat melakukan reformasi yang komprehensif dengan cepat.."
Demonstrasi melawan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad dimulai pada Maret, dan pengunjuk rasa menentang keras upaya semakin yang repressif pemerintah Bashar al-Assad. Pemerintah tentara dan polisi melancarkan penumpasan dengan kekerasn selama pekan lalu, dan memicu kecaman dari berbagai negara dan organisasi, termasuk Liga Arab, PBB dan Gereja Katolik Roma.
Pernyataan Abdullah menempatkan pemimpin salah satu kekuatan terkemuka di kawasan Timur Tengah, dan menyerukan segera diahirinya kekerasan. Dalam pernyataan Minggu malam itu, ia mengatakan masa depan Suriah "terletak di antara dua pilihan – kebijakan yang baik atau kekacauan". (mh/tm)