Sebuah stasiun televisi Saudi pada Senin (14/5) kemarin menayangkan pengakuan sejumlah orang yang terlibat dalam peledakkan tempat penyulingan minyak Baqiq, 24 Februari 2004 lalu.
Mereka menyatakan, sebenarnya penyerangan itu hanya pintu masuk untuk target yang lebih besar, yaitu upaya untuk melengserkan penguasa Saudi. Setelah itu, diharapkan militer AS akan datang membantu sehingga akan terjadi bentrokan dengan tentara AS di negeri kaya minyak itu.
Keempat anak muda yang terlibat penyerangan tersebut mengakui, operasi penyerangan itu telah direstui pemimpin jaringan Al-Qaidah Usamah Bin Ladin. Mereka sebelumnya punya keyakinan bahwa serangan itu akan lebih heboh dan dahsyat ketimbang tragedi 11 September di AS.
Harian Asy-Syarq Al-Ausath, Selasa (15/5), melansir bahwa lokasi-lokasi tempat penyulingan dan kilang minyak yang dijadikan target operasi penyerangan itu sebenarnya tersebar di tiga kota di Saudi, yaitu Baqiq, Al-Khibr dan Al-jubail. Selain kilang mintak, tulis Al-Ausath, beberapa negera tetangga juga dijadikan target penyerangan yaitu Kuwait dan Emirat.
Dari pengakuan mereka yang terlibat, Abdullah Bin Abdul Aziz Al-Muqrin, saudara Al-Muqrin Ahmad Bin Abdul Aziz Al-Muqrin, Khalid Al-Kurdi dan Muhammad Az-Zain diketahui, bahwa operasi penyerangan ke kilang minyak Saudi itu telah disiapkan selama dua tahun, yang tujuannya untuk menghancurkan sumur-sumur minyak agar sokongan Barat terhadap Saudi terhenti, serta memancing AS agar mau terlibat secara langsung dalam pertempuran di Saudi melawan Al-Qaidah.
"Operasi seperti ini tak mungkin (ada) kecuali setelah ada restu langsung dari Bin Ladin, " ujar Al-Muqrin sambil memberikan keterangan bahwa fatwa Bin Ladin itu maksimal baru ada setelah delapan bulan.
Selain itu, Al-Muqrin juga mengatakan bahwa operasi pengintaian terhadap kepentingan-kepentingan minyak Saudi di wilayah timur berlangsung selama satu tahun, yang dilanjutkan dengan adanya intruksi perpindahan jaringan Al-Qaidah dari Riyadh ke Ihsa untuk eksekusi operasi penyerangan.
Harian Al-Hayah terbitan London edisi hari ini juga melaporkan bahwa Al-Qaidah sangat ingin agar AS menjadi pasukan pengaman kilang-kilang minyak di Saudi, baik secara langsung atau hanya sebagai pembantu. Tujuannya, tambah mereka, agar AS langsung turun di Saudi sehingga meletuslah berbagai kekacauan, darah tertumpah dan krisis ekonomi terjadi. "Pokoknya kami ingin menarik AS (ke Saudi), " ujar AL-Muqrin.
Sementara Khalid Al-Kurdi memberikan keterangan bahwa serangan itu mengandalkan bahan-bahan peledak berkekuatan tinggi, yang cukup untuk menghancurkan kilang-kilang gas dan minyak sehingga asapnya akan menyelimuti kota-kota yang berdekatan dengan Baqiq, bahkan bisa menyebabkan puluhan ribu orang di lokasi itu tewas.(ilyas/alrb)