Kota Mumbai, kota pusat bisnis dan wisata di India diguncang sejumlah aksi serangan yang menyebabkan 80 orang tewas dan 250 orang lainnya luka-luka.
Menteri Dalam Negeri, Shivraj Patil mengatakan, sekelompok orang bersenjata menyerang hotel, rumah sakit dan stasiun kereta api. Mereka meledakkan granat dan melepaskan tembakan membabi buta.
Hotel-hotel yang menjadi target serangan kelompok bersenjata itu antara lain hotel bintang lima Taj Mahal dan Hotel Oberon. Televisi setempat menayangkan situasi kacau di kedua hotel tersebut dan upaya evakuasi para tamu hotel. Cafe Leopold yang dikenal sebagai cafe tempat berkumpulnya para turis juga menjadi sasaran serangan.
Diantara korban tewas adalah 11 anggota polisi termasuk Kepala Polisi Anti-Teroris Mumbai, Hemant Karkare. Laporan-laporan media setempat menyebutkan serangan itu sepertinya serangan yang terkordinasi karena terjadi dalam waktu hampir bersamaan di berbagai tempat berbeda.
Sampai hari Kamis pagi, kelompok bersenjata itu masih menyandera beberapa orang dan terlibat baku tembak dengan aparat keamanan India di Hotel Taj Mahal dan Hotel Oberoi. Polisi India mengatakan, enam anggota kelompok penyerang itu tewas dan sembilan orang lainnya berhasil ditangkap setelah serangan terjadi pada Rabu malam.
Anees Ahmed, pejabat senior pemerintah India menyatakan, warga negara asing menjadi sasaran utama kelompok bersenjata di Hotel Taj Mahal dan Hotel Oberoi. Di Hotel Taj Mahal, ada 15 warga negara asing yang menjadi sandera. Sedangkan di Hotel Oberoi belum diketahui berapa warga negara asing yang menjadi sandera.
Sejumlah saksi mata di kedua hotel tersebut mengungkapkan, kelompol penyerang berteriak-teriak mencari warga negara Inggris dan Amerika.
"Mereka terus berteriak, ‘Siapa yang memiliki paspor Inggris atau AS?’," kata Ashol Patel, seorang india berkewarganegaraan Inggris yang berhasil keluar dari Hotel Taj Mahal.
Pimpinan negara bagian Maharashtra tempat kota Mumbai berlokasi,Vilasrao Deshmukh menyatakan, situasi kota Mumbai belum sepenuhnya aman. Tentara India dikerahkan untuk membantu mengatasi situasi.
Belum diketahi motif serangan tersebut, namun sebuah kelompok yang menamakan dirinya Deccan Mujahideen lewat email yang disebarkan ke berbagai kantor media massa, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pakar terorisme India, Mahan Abidin mengatakan, nama kelompok itu tidak pernah terdengar di India. "Dalam situasi seperti ini, nama tidak terlalu penting. Kelihatannya ada upaya untuk menunjuk kelompok-kelompok Muslim militan. Melihat pola serangan, pelakunya bisa jadi kelompok Muslim miltan. Tapi setiap orang harus hati-hati sebelum menunjuk siapa pelakunya," papar Abidin.
Ia menambahkan, dalam beberapa tahun belakangan ini, berbagai organisasi Muslim di India mulai melakukan perlawanan terhadap negara India dan kelompok masyarakat tertentu di India, terutama tempat-tempat elit seperti Mumbai. Perlawanan itu untuk menunjukkan adanya ketidakadilan dalam kehidupan sosial di India.
"Kalangan kelas menengah yang jumlahnya sekitar 100 juta, hidup dalam kondisi sosial yang cukup mewah. Tapi ada 800 juta lebih masyarakat India yang hidup dalam kemiskinan," ujar Abidin. (ln/iol/aljz/aby)