Kekerasan berdarah di Irak seperti tak kenal henti. Tak kurang 160 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka menyusul serangan bom yang meledak di tengah kerumunan warga sipil di Baghdad, Rabu (18/4).
Aksi-aksi kekerasan di Baghdad bersamaan dengan diberlakukannya undang-undang restabilitas dan keamanan oleh pemerintah.
Sumber-sumber keamanan setempat menyebutkan, lima serangan, empat di antaranya serangan bom mobil terjadi di lokasi-lokasi padat manusia.
Tercatat 115 orang tewas dan 137 lainnya terluka menyusul ledakan bom mobil yang sedang diparkir di Jalan Al-Kifah, di mana terdapat Pasar Shadriyyah di jantung Kota Baghdad.
"Ledakan itu telah terjadu di jantung Jalan Al-Kifah, menyebabkan lubang yang dalamnya dua meter, " ujar seorang jurnalis foto AFP.
Disebutkan jurnalis itu, kebanyakan korban tengah berada di sebuah halte, menunggu kendaraan yang akan mengangkut mereka ke Kota Ash-Shadr.
"Mayat-mayat hangus terbakar di bawah bus dan mobil yang terbalik, " tambahnya.
Delapan mobil pemadam kebakaran berusaha untuk memadamkan api yang menghanguskan sejumlah mobil dan bis yang terkena ledakan. Sementara lebih dari 20 mobil ambulan sibuk melarikan korban luka. Truk-truk kecil kepolisian dan sipil terus mengevakuasi korban tewas.
"Orang-orang di tempat itu bergerak dan bertanya-tanya mana program Al-Maliki (PM. Irak)? Mereka menanyakan dia dan program keamanannya, " kata jurnalis foto AFP itu.
Akibatnya, masih menurut jurnalis tadi, saat militer Irak datang ke lokasi, para pejalan kaki meneriaki mereka dengan sumpah serapah dan akhirnya para tentara itu langsung menarik diri. Nasib serupa juga dialami militer AS yang datang ke lokasi dan langsung pergi akibat dilempari batu.
Seperti diberitakan Alarabiya.net, ledakan itu memicu kekacauan disertai suara rintihan minta pertolongan dari para korban. Sementara para kerabat korban hanya bisa menangis.(ilyas/alrb)