Di saat wabah flu burung melanda wilayah Selatan israel, seorang rabi Yahudi ekstrim Barukh Mazel yang juga kepala partai Front Yahudi Nasional, menyatakan virus flu burung itu adalah kiriman Tuhan untuk menghukum Israel. Ia menegaskan hukuman Tuhan itu diberikan kepada setiap orang yang mendukung penarikan kaum imigran Yahudi dari Gaza beberapa waktu lalu, dan dari sejumlah komplek perumahan imigran di Tepi Barat.
Dalam sebuah pesan yang ia sampaikan kepada masyarakat Israel (19/3), Mazel menyebutkan, “Flu burung adalah virus berbahaya. Itu adalah hukuman langit atas kalian. Kami ingin berdoa untuk menghentikan penyebaran virus mematikan ini di dalam lokasi pemukiman kalian, agar bahaya ini bisa hilang dari kalian.” Mazel mengkaitkan krisis flu burung ini dengan peristiwa politik terakhir dalam perkataannya, “Berapa banyak kalian yang lupa bahwa kalian telah turut mendukung upaya pengusiran tetangga dan saudara kalian dari pemukiman Gush Kotif di Ghaza?”
Adalah PM Israel Ariel Sharon yang melakukan agenda pengusiran para imigran gelap Yahudi dari 6 lokasi pemukiman di utara Tepi barat pada Agustus 2005. Menurut Mazel, langkah inilah yang mengundang kemarahan Tuhan dan mengirimkan virus flu burung kepada Israel. Ia menambahkan, kemarahan Tuhan juga terbukti Sharon masuk ke rumah sakit dalam kondisi kritis, hanya berjarak 2 bulan saja setelah pengusiran itu.
Virus flu burung memang sedang hebat melanda Israel. Menurut kementerian pertanian israel. Pejabat Kementerian Pertanian Israel (17/3) menyampaikan berita heboh perihal penyebaran virus flu burung di wilayahnya. Ia menyebutkan bahwa hasil pengujian laboratorium pertama menunjukkan bahwa ratusan ayam yang dikembangbiakkan di selatan Israel, telah terkena virus flu burung yang mematikan atau H5N1. Ia juga mengatakan diduga kuat, virus tersebut juga akan melanda wilayah AS di akhir tahun 2006 ini dengan aktifitas yang membahayakan.
Olmart yang kini memimpin pemerintahan Israel menyatakan segera membentuk upaya resmi untuk menangkal bahaya flu burung. “Israel siap menghadapi virus flu burung karena memang sudah lebih dahulu memiliki agenda untuk itu. Kita tidak perlu khawatir bila virus flu burung itu berubah menjadi pandemi.” (na-str/iol)