Militer Israel telah membagi-bagikan kepada para prajuritnya sebuah buklet yang didalamnya berisi kecurigaan bahwa Paus dan para Kardinal vatikan telah berkonspirasi dengan gerakan Syiah Libanon – Hizbullah untuk membunuh kaum Yahudi.
"Buku tersebut telah diterima sebagai sumbangan dan di bagikan kepada para prajurit sebagai sebuah itikad baik militer," kata juru bicara Militer Israel dalam sebuah pernyataannya kepada surat kabar Haaretz yang dipublikasikan pada hari ahad kemarin.
Buku yang berjudul "On Either Side of the Border" diterbitkan oleh persatuan jemaat Yahudi Ortodoks Amerika bekerja sama dengan pimpinan Rabbi dari kota Safed – shmuel Eliahu.
Buku tersebut mengklaim Vatikan telah menyelenggarakan sebuah tur ke Auschwitz (kamp konsentrasi Nazi) untuk para anggota Hizbullah guna mengajarkan mereka bagaimana ‘mengganyang’ yahudi.
Menurut buku tersebut , pimpinan gerakan Syiah Hizbullah Hasan Nasrallah telah diundang untuk bergabung dengan delegasi tur ke Prancis, Italia dan Polandia termasuk vatikan.
Isi buklet juga menuduh para politikus dan wartawan Eropa secara nyata menentang Zionis Israel.
Penulis buku telah mengklaim bahwa buku tersebut telah didistribusikan diantara para prajurit selama beberapa bulan yang lalu, adalah merupakan kesaksian seorang perwira Hizbullah yang menjadi mata-mata untuk Israel.
Dalam laporannya, ia mengganti namanya dari Ibrahim menjadi Avi setelah dia meninggalkan Hizbullah dan menjadi Yahudi.
Para komandan dan pejabat senior militer Israel telah menganjurkan buku kecil tersebut untuk dibagikan kepada seluruh prajurit Israel, menurut sebuah surat kabar harian Israel.
David Menahemov, seorang asisten rabbi Eliahu, mengklaim bahwa isi buku tersebut merupakan kisah nyata.
"Avi adalah sosok yang nyata dan semua yang ada dalam buku adalah benar adanya," katanya kepada Haaretz.
"Ini benar-benar kisah nyata, saya mengenal Avi secara pribadi. Dia seorang warga Arab, walaupun dia ‘mualaf’ dalam yahudi namun dia berkelakukan seperti seorang Arab," tambahnya.
"Kami membentu dia untuk menulis dan menerjemahkannya kedalam bahasa Ibrani. Kami mengganti beberapa hal detail untuk melindungi dia dan keluarganya."
Para prajurit Israel mengatakan bahwa meskipun pihak militer telah menghentikan pendistribusian buku kecil itu, namun sekarang dapat dengan mudah didapatkan dan tersedia secara luas dikalangan prajurit.
"Buku ini didistribusikan secara berkala dan setiap orang yang membacanya akan mempercayainya," kata seorang prajurit kepada harian Israel.
"Sekelompok tentara mengatakan kepada saya:’Baca buku ini dan anda akan memahami bagaimana orang Arab."(fq/iol)