Keyakinan banyak orang yang menyebut perang AS di Irak adalah "Perang Agama", bisa jadi ada benarnya. Ini tersirat dari paket-paket yang sedianya akan dikirim ke pasukan AS yang saat ini sedang bertugas di Irak.
Namun, sebelum paket-paket itu dikirimkan, lembaga yang bernama Military Religious Freedom Foundation pekan kemarin meminta agar dilakukan investigasi atas paket-paket tersebut. Setelah munculnya desakan itu, Pentagon langsung mengumumkan bahwa mereka tidak jadi mengirimkan paket yang mereka sebut sebagai "Paket Kebebasan" ke pasukan AS yang ada di Irak.
"Paket Kebebasan" itu isinya memang mencurigakan dan menimbulkan tanda tanya apa sebenarnya motif Pentagon mengirimkan paket tersebut. Karena isi paket tersebut bukan senjata atau kue-kue khas yang bisa mengobati kerinduan para tentara AS terhadap tanah airnya. Tapi isinya adalah injil, materi-materi yang isinya mengajak orang memeluk agam Kristen dalam bahasa Inggris dan Arab, serta game komputer berjudul "Left Behind: Eternal Forces" berisi permainan tentang "pasukan Kristus" yang sedang memburu musuh-musuhnya.
Surat kabar Los Angeles Times edisi Rabu (22/8) yang menulis berita ini menyebutkan, paket-paket tersebut disisipkan oleh lembaga Kristen fundamentalis bernama Operation Straight Up-OSU yang diketuai oleh seorang mantan petinju Jonathan Spinks.
OSU adalah anggota resmi dari program "America Supports You" yang digalang oleh Departemen Pertahanan AS. OSU kerap menggelar acara hiburan bernuansa relijius di basis-basis militer AS dengan melibatkan tokoh-tokoh Evangelis dari kalangan olahragawan, bahkan aktor, di antaranya aktor Stephen Baldwin.
Belakangan, aktivitas OSU terfokus ke Irak. Dalam situs resminya, OSU mengumumkan bahwa mereka akan menggelar acara hiburan dengan judul "Military Crusade", tapi entah mengapa, pengumuman ini dihapus dari situs OSU pekan kemarin.
Keterlibatan OSU yang membawa bendera agama di Irak lewat militer AS, makin memperjelas adanya hubungan yang makin erat antara militer AS dan kelompok-kelompok Evangelis.
Skandal terakhir yang membuktikan adanya hubungan itu adalah, ketika terungkap bahwa sejumlah pejabat di Pentagon sengaja membiarkan kru film dari organisasi Christian Embassy hilir mudik dengan bebasnya di koridor-koridor gedung Pentagon tanpa pendamping dari Pentagon, saat membuat video promosi sejumlah pejabat tinggi di Pentagon.
Christian Embassy adalah organisasi Kristen yang secara terbuka menyatakan tujuan dari organisasinya adalah mengajak para personil militer, diplomat, staff gedung Capitol Hill dan para politisi untuk memegang teguh agama Kristen.
Terungkapnya hubungan antara Pentagon dan organisasi-organisasi Kristen ini telah merusak kepercayaan internasional atas niat baik AS di Irak. Karena biar bagaimanapun keterlibatan organisasi-organisasi Kristen fundamentalis ini memberi pengaruh pada atmosfir kemiliteran AS, meskipun para personil militer AS bersumpah bahwa mereka mempertahankan dan melindungi konstitusi, bukan Alkitab, kitab suci umat Kristen.
Kasus lainnya yang menunjukkan pengaruh organisasi-organisasi Kristen fundamentalis di kemiliteran AS adalah kasus Letnan Jenderal William "Jerry" Boykin, deputi bidang intelejen militer. Pentagon menugaskan Boykin untuk memburu Usamah bin Ladin dan para anggota al-Qaidah pada tahun 2003. Tapi pada tahun yang sama, Boykin diketahui melakukan kunjungan ke gereja-gereja di AS-dengan masih mengenakan seragam militer-memberikan ceramahnya. Tantang perang Irak Boykin mengatakan bahwa "Kami sedang dalam perang spiritual."
Dalam sebuah ceramah di depan jamaah Kristen di Oregon, Boykin bahkan mengatakan, "Setan ingin menghancurkan bangsa ini… Dan ia ingin menghancurkan kita, para tentara Kristen. "
Para pengamat internasional berulang kali mengingatkan agar militer AS tidak melontarkan retorika perang agama terkait perang Irak. Namun fakta makin memperjelas bahwa perang AS di Irak, bukan semata-mata perang dengan dalih memberantas terorisme. (ln/commondreams)