Para ulama dan aktivis Muslim di Inggris, kini sedang ramai membicarakan tentang rencana pengelola acara Big Brother yang diputar di televisi Channel 4, untuk mengikutsertakan muslimah berjilbab dalam acara itu. Mereka khawatir keikutsertaan muslimah berjilbab di acara tersebut akan lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya bagi warga minoritas Muslim di Inggris. Mengapa?
Surat kabar Daily Star pekan ini menurunkan laporan bahwa pengelola acara Big Brother akan memperkenalkan muslimah berjilbab-mereka menyebutnya "Burka Babe"-dalam acara itu.
Big Brother adalah acara reality show yang sedang populer dan diputar di sejumlah stasiun televisi di Eropa. Format acaranya, dengan mengikutsertakan sejumlah peserta, biasanya kurang dari 15 orang. Para peserta akan ditempatkan dalam satu rumah, mereka diisolasi dari dunia luar, dan kegiatan mereka sepanjang hari dipantau melalui kamera yang dipasang di setiap sudut rumah tersebut. Secara periodik, tiap peserta akan ada yang dieleminasi dan akhirnya hanya akan ada satu pemenang. Proses acara ini, hingga ada satu pemenang, biasanya berlangsung hingga tiga bulan.
Rajnaara Akhtar, Ketua Protect Jilbab-organisasi yang mengampanyekan perlindungan atas hak-hak muslimah berjilbab mengatakan, "Jika kabar itu benar, saya yakin hal ini akan menjadi sangat buruk. "
"Para muslimah masih mengalami situasi yang tidak toleran, diabaikan dan masih marah dengan komentar-komentar Jack Straw soal jilbab, " sambung Akhtar.
Ia meyakini, muslimah berjilbab dan bercadar yang ikut dalam acara itu, pasti akan bersikap kompromi dengan pakaiannya, karena di dalam rumah di acara tersebut sama sekali tidak ada privasi.
Pihak Big Brother yang dikonfirmasi tentang berita ini tidak mau berkomentar. Mereka mengatakan tidak akan memberitahu siapa saja yang akan jadi peserta acara itu, sebelum acaranya disiarkan.
Namun, orang dalam Big Brother pada Islamonline mengatakan, pihak penyelenggara akan berusaha menyediakan kamar bagi masing-masing peserta yang jumlahnya 12 orang, daripada harus memaksa peserta agar mau berbagi kamar dengan peserta lain.
"Saya sangat khawatir episode ini akan berakhir dengan tangisan dan bisa saja berakhir dengan situasi yang lebih besar dan lebih serius dibandingkan yang pernah dialami Shilpa Shetty, " kata Rania Khan, aktivis Muslim dan anggota Dewan Penasehat termuda di Inggris.
Beberapa waktu lalu, Shilpa Shetty, aktris Bollywood yang menjadi peserta acara Big Brother sempat menuai kecaman dari masyarakat Inggris, karena perlakuannya yang dianggap rasis.
"Istilah ‘Burka Babe’ yang mereka gunakan saja, sudah merupakan pelecehan dan merupakan tamparan ke muka kaum perempuan, " tukas Khan.
Syaikh Ibrahim Mogra, imam senior di Leicester juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, muslimah berjilbab yang ikut dalam acara itu hanya akan membuat muslimah yang bersangkutan dalam posisi yang rumit, karena pasti akan banyak menghadapi banyak persoalan dengan peserta lainnya dalam satu rumah.
Imam Mogra bahkan mengkhawatirkan soal penempatan tempat mandi di lokasi yang kurang tertutup. "Dari perspektif syariah, seorang muslimah tidak boleh memperlihatkan tubuhnya sendiri di depan orang asing. Hal ini tidak dibenarkan dalam Islam, " katanya. (ln/iol)