Pertemuan akbar yang dihadiri tak kurang dari 5. 000 peserta dari seluruh dunia, yang terdiri dari para intelektual, aktivis Islam, penggiat kemanusiaan, dan juga media sejumlah negara, bertajuk “Al-Quds International Forum” di Istanbul, Turki, secara resmi ditutup pada hari Sabtu, 17 November 2007.
Pertemuan ini ditutup dengan mengesahkan Deklarasi Istanbul yang isinya secara garis besar mendukung sepenuhnya segala daya upaya pembebasan kota suci Al-Quds dan juga Masjidil Al-Aqsha dari penjajahan Zionis-Israel. Deklarasi ini, semua yang hadir sepakat, bukanlah suatu hasil akhir dari pertemuan dan perjuangan membebaskan Al-Quds. Deklarasi ini hanyalah semacam simbol dari usaha-usaha yang lebih nyata yang insya Allah akan terus ditindak-lanjuti oleh para penggiat kemanusiaan seluruh dunia di lima benua, untuk membebaskan al-Quds dari rongrongan Zionis-Israel.
Pimpinan gerakan Islam Palestina, Syekh Raid Shalah dalam pembukaan pertemuan ini telah menekankan, “Sama sekali tidak ada gunayany pertemuan ini, diskusi-diskusi ini, jika tidak ditindaklanjuti dengan aksi-aksi yang lebih nyata dan berkesinambungan. Kita semua yang hadir di sini harus menyerukan kepada dunia, agar semua orang yang masih menyisakan hati nurani dan kekuatan serta kepercayaan akan kebenaran, mau bersama-sama berjuang dan bekerja dengan sungguh-sungguh membebaskan al-Quds dari penjajahan Zionis-Israel. Kita akan terus bekerja hingga al-Quds bebas dan Zionis-Israel angkat kaki dari Tanah Palestina!”
Perjuangan membebaskan al-Quds, di mana di dalamnya terdapat situs-situs bersejarah agama Nasrani dan Islam, merupakan gerakan semua manusia yang memiliki hati nurani, bukan terbatas perjuangan bangsa Arab atau kaum Muslimin saja. Uskup Gereja Palestina Attallah Hana mengatakan itu.
Salah satu poin penting dalam deklarasi adalah penegasan bahwa gerakan Zionisme merupakan gerakan yang bersifat rasis dan termasuk ke dalam gerakan terorisme, sebab itu siapa pun harus melawan gerakan Zionisme yang berdiri di atas landasan kepalsuan dan kebohongan.
Deklarasi ditutup dengan kalimat: “Kami semua akan bekerja untuk mengguncangkan dan membebaskan Al-Quds. Kami sepakat untuk bersama-sama, bahu-membahu, saling berpegangan tangan, untuk menuju pembebasan dan perdamaian di Kota Suci al-Quds yang abadi. Kami akan mengorbankan hidup dan kehidupan kami untuk membebaskan Al-Quds. Hari ini kita bertemu untuk membebaskan al-Quds. Esok, kita akan kembali bertemu di al-Quds. Insya Allah. Allahu Akbar!”(Rizki/Quds forum)