Syaikh Hamd bin Jasem Ali Tsani, Menteri Luar Negeri Qatar mengancam Israel akan terjadinya sebuah bencana pada bangsa Yahudi itu karena Israel hingga kini belum mau menerima ide perdamaian yang diajukan negara-negara Arab.
Dalam wawancaranya di televisi Qatar, sebagaimana dikutip Islamonline, Syaikh Hamd medorong Israel untuk segera menyetujui ide perdamaian negara-negara Arab yang dikeluarkan dari KTT negara Arab di Riyadh beberapa waktu lalu.
"Wahai Israel, di sana ada orang-orang yang menyodorkan tangannya kepada kalian. Barangkali sikap seperti ini harus melewati masa 50 tahun, di mana banyak pemuda yang mengatakan bahwa kami sama sekali tak menginginkan Israel. Apa sikap kalian ketika itu? Sekarang, orang-orang itu sudah lebih kuat dari kalian!" ujarnya.
Secara tegas Syaikh Hamd juga mengatakan, “Saya tegaskan pada Tel Aviv, sekarang kalian didukung oleh Washington yang boleh jadi esok tidak lagi mendukung kalian. AS telah berubah dan mereka mendapatkan keuntungan lebih besar bersama negara-negara Arab daripada dengan Israel. Karena itu Israel harus berpikir bahwa tidak menanggapi ide perdamaian yang diajukan bisa memicu terjadinya bencana atas Israel!"
Dalam ide perdamaian negara Arab yang pernah dikeluarkan di Beirut tahun 2002, dan dilanjutkan dalam pertemuan negara Arab bulan Maret silam di Riyadh, disebutkan bahwa normalisasi hubungan Arab secara utuh dengan Israel bisa dilakukan dengan penarikan mundur Israel dari wilayah yang dirampas pada tahun 1967, mengizinkan berdirinya negara Palestina merdeka, dan mewujudkan solusi yang adil bagi masalah pengungsi Palestina.
Saat ditanya tentang hubungan Dhoha Qatar dengan Tel Aviv secara politik dan ekonomi, karena selama ini Qatar diberitakan memiliki sikap yang tidak mendukung rakyat Palestina, Syaikh Hamd mengatakan, “Apa yang aneh bila kita mempunyai hubungan baik dengan semua pihak. Secara politik kami melakukan hubungan dengan baik ke seluruh pihak. Tentu saja hubungan baik itu tidak hanya dengan Israel saja..”
Kemudian, tentang Gedung Bisnis Israel yang berdiri di Dhoha, Syaikh Hamd mengatakan, “Kami mengetahui setelah konferensi untuk perdamaian di Madrid, yang diikuti pula oleh negara Arab dan Israel, kemudian disepakati aksi perdamaian dengan tahap pertama dari Jericho, Tepi Barat dan Ghaza. Pada waktu itu para petinggi Qatar setuju dengan pembukaan gedung bisnis Israel itu."
Namun begitu, Syaikh Hamd juga mengatakan bahwa Israel hendaknya mengetahui titik perbedaan antara Qatar dengan Israel sampai saat ini adalah masalah Palestina dan pendudukan sejumlah wilayah Arab. "Bila mereka mengembalikan hak-hak itu berarti kita tidak punya masalah lagi dengan Israel sebagai negara. Karena itulah politik yang kami ambil adalah memulai tahap awal itu dengan memberikan izin pendirian gedung bisnis untuk Israel di Dhoha." (na-str/iol/Rz)