Qaradhawi: Jangan Anggap Enteng Orang yang Menyalakan Api terhadap Al-Quran

DR. Yusuf Qaradhawi, Ketua Asosiasi Ulama Islam Internasional, menyebut lima spektrum yang berisi seruan kepada kaum Muslimin untuk melawan serangan yang memburukkan Islam dan kitab sucinya.

Seruan ini disampaikan terkait film "Fitna" yang ditayangkan oleh politisi radikal Belanda Geert Wilders di internet. “Kita tidak boleh menganggap enteng upaya menyalakan api terhadap Al-Quran, ” begitu tandas Qaradhawi.

Qaradhawi menegaskan klaim Wilders dalam "Fitna" yang menyebutkan bahwa Islam mengajarkan kebencian dan pembunuhan, sangat bertolak belakang karena Islam adalah agama yang menyerukan kecintaan dan hidup berdampingan secara damai dengan pihak lain.

Qaradhawi dalam kesempatan yang sama juga menyayangkan sikap sebagian umat Islam yang ikut-ikutan mencederai nama Islam dan otomatis membuka peluang bagi musuh-musuh Islam untuk memperburuk citra agama Islam yang hanif.

Dalam keterangannya kepada Islamonline, Qaradhawi menegaskan, “Apa yang dilakukan oleh politisi radikal Belanda itu, sama dengan menyalakan api terhadap Al-Quran.”

Ia menambahkan, “Film yang menuding al-Quran sebagai kitab suci fasis adalah kedustaan, dan merupakan perkataan yang tidak dikeluarkan kecuali oleh orang yang bodoh, sombong dan keras kepala. Ini rangkaian baru dari rangkaian permusuhan yang telah dibangun oleh arus di Barat, yang mengambil keuntungan di baliknya.”

Lima hal yang yang digariskan Qaradhawi dan harus dilakukan umat Islam adalah; pertama, penolakan.

“Tolak kedustaan atas Rasulullah saw yang menyebutkan beliau haus darah dan seorang haus seks, secara ilmiah. Penolakan ini harus dilakukan secara mendunia, hingga sampai kepada orang-orang yang selama ini memiliki imej buruk terhadap Rasulullah dan orang yang tidak tahu akan kemuliaan Rasulullah saw.”

Kedua, “Secara politis, sikap negara-negara Islam besar harus berdiri secara jantan untuk membela Islam dan Rasul-Nya.”

Ketiga, “Penolakan massa dengan menekan pemerintahan kaum Muslimin untuk memiliki sikap tegas berdasarkan keimanan bahwa umat Islam masih hidup dan masih memiliki kecintaan besar terhadap keyakinannya.”

Keempat, Qaradhawi menyerukan agar ada penolakan di lingkup seni dan budaya. Ia menerangkan upaya itu misalnya, drama, film atau serial lain yang meluruskan imej yang selama ini tertutup dari Islam.

Kelima, “Pemboikotan ekonomi terhadap negara-negara yang mengizinkan penduduknya mencederai kesucian Islam. Pemboikotan ini adalah senjata yang bisa menyakitkan suatu negara.” (na-str/iol)