Eramuslim.com – Seorang sumber anonim mengungkapkan putra mahkota Mohammed Bin Salman berencana naik takhta jadi raja sebelum KTT G20. Hal itulah yang mendasarinya memerintahkan penangkapan sejumlah anggota keluarga senior kerajaan, termasuk pamannya sendiri yakni Pangeran Ahmed bin Abdulaziz dan sepupu tuanya Pangeran Mohammed bin Nayef.
Pangeran yang dikenal sebagai MBS itu tidak akan menunggu ayahnya, Raja Salman, tutup usia karena kehadiran ayahnya memberikan legitimasi kepada dirinya. Ia dikatakan mendesak Raja Salman, yang saat ini menderita demensia, untuk turun takhta. Selain itu, ia berencana menggunakan KTT pada bulan November mendatang sebagai panggung untuk aksesinya ke takhta.
“Dia ingin memastikan sementara ayahnya ada di sana, dia menjadi raja,” kata satu sumber, dilansir dari laman Middle East Eye, Senin (9/3).
Selama akhir pekan, foto-foto Raja Salman dirilis untuk membantah desas-desus bahwa raja telah meninggal. Rumah Sakit Raja Faisal yang didedikasikan untuk perawatan anggota keluarga kerajaan juga mengklarifikasi isu tersebut.
Sebelum penangkapannya pada hari Jumat (6/3), Pangeran Ahmed bin Abdulaziz yang merupakan adik lelaki Raja Salman diberikan satu kesempatan terakhir untuk ikut mendukung MBS, tetapi ia menolak penawaran tersebut.
“Ada tekanan pada Ahmed untuk memberikan dukungan penuh kepada MBS. Dia bertemu dengan raja, dan Raja Salman serta yang lainnya di pengadilan menggunakan kata-kata sopan untuk mendorong Ahmed agar mendukung putranya.”
“Ahmed menjelaskan bahwa dia tidak akan mendukung proyek ini. Dia tidak memberikan kata-katanya. Ahmed mengatakan kepada raja bahwa dia sendiri tidak ingin menjadi raja tetapi akan meminta orang lain untuk maju,” kata sumber kedua.[glr]