Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan bom Boston membuktikan bahwa militan Chechnya adalah kelompok teroris. Dua pelaku bom Boston, Tamerlan dan Dzhokhar Tsaranev, memang warga keturunan Chechnya.
Selama ini Rusia meminta Amerika Serikat (AS) memasukkan separatis Chechnya ke dalam daftar kelompok teroris. Namun AS menolaknya karena menganggap militan Chechnya sebagai kelompok pemberontak biasa.
“Saya merasa terhina ketika Negara Barat menyebut kelompok teroris di Chechnya sebagai kelompok pemberontak,” ujar Putin, seperti dikutip Associated Press, Jumat (26/4/2013).
“Serangan bom Boston membuktikan kamilah yang benar,” lanjut Putin.
Anehnya , Putin adalah pemimpin asing pertama yang memberikan ucapan belasungkawa kepada Presiden Barack Obama setelah serangan bom Boston terjadi. Putin pun berjanji kepada Obama untuk membantu penyelidikan serangan bom itu.
“Tragedi Boston harus dapat mempererat hubungan kedua negara. Khususnya dalam penanganan aksi terorisme yang selalu mengancam kita,” pungkas Putin.
Belum dapat diketahui apakah sikap AS terhadap separatis Chechnya akan berubah dengan adanya serangan bom Boston. Pemimpin separatis muslim Rusia Doku Umarov menyangkal terlibat dalam serangan itu. Dia menyatakan musuh mereka adalah Rusua bukan AS. (Ap/okz/Dz)