Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Sultan mengisyaratkan kemungkinan dicabutnya larangan menyetir mobil bagi kaum hawa di negara kerajaan itu. Tapi keputusan boleh tidak perempuan mengendarai mobil sendiri tergantung pada keputusan kaum laki-laki di Arab Saudi.
"Kalau para ayah, suami dan saudara laki-laki mereka meminta kami agar wanita dibolehkan nyetir sendiri, kami akan mempertimbangkannya, meskipun jika mereka minta untuk melarang, kami tidak memaksakannya," komentarnya seperti dirilis kantor berita Arab Saudi, SPA akhir pekan kemarin.
Di negara kaya minyak ini, boleh tidaknya perempuan menyetir mobil sendiri, masih menjadi pro dan kontra. AS, ‘sahabat’ dekat kerajaan Arab Saudi meminta pemerintah Saudi untuk mencabut larangan itu sebagai kunci reformasi di Saudi.
Sementara kalangan ulama di negara itu mengkhawatirkan pencabutan larangan tersebut akan membuka jalan bagi wanita dan laki-laki yang bukan muhrimnya, jalan-jalan keluar. Sampai saat ini, larangan itu masih diberlakukan di jalan-jalan utama di kota maupun di pedalaman Arab Saudi.
Raja Abdullah, pemegang tampuk kekuasaan kerajaan yang baru mengatakan, mengedepankan kaum perempuan dalam kehidupan sosial di negeri itu merupakan prioritasnya. Namun setiap perubahan kebijakan akan disesuaikan dengan prinsip-prinsip dalam agama Islam.
Niat itu sudah ditunjukkan pemerintah Arab Saudi dengan membolehkan kaum wanita ikut berpartispasi dalam pemilu untuk memilih anggota dewan kota di masa mendatang. Sebelumnya, kaum wanita di Arab Saudi tidak diijinkan untuk memberikan hak suaranya atau mengajukan diri sebagai kandidat pemilu. (ln/thestart.com.my)