Lebih dari 20 surat kabar independen dan surat kabar oposisi di Mesir, tidak terbit hari ini. Mereka memang telah sepakat untuk secara serempak tidak terbit selama satu hari, sebagai bentuk protes atas sikap pemerintah Mesir yang dianggap melakukan tekanan dan membatasi kebebasan pers di negeri Piramida itu.
Tokoh pers Mesir, pemilik harian Al-Masry Youm dan Cairo Times Hisham Kassem mengungkapkan, pengelola media independen di Mesir sudah menegaskan posisinya bahwa mereka tidak bisa menerima pembatasan dan tekanan yang dilakukan pemerintahan Husni Mubarak terhadap pers.
"Koran-koran yang independen sudah mendapatkan kebebasannya selama beberapa tahun belakangan, namun Mubarak berusaha menariknya kembali. " kata Kassem.
Pemerintah Mubarak belum lama ini menyeret sejumlah editor surat kabar Mesir ke pengadilan gara-gara memberitakan tentang kesehatan Presiden Mubarak. Para pekerja pers itu dituduh telah menyebarkan rumor bahwa kondisi kesehatan Mubarak dalam keadaan kritis.
Seorang editor sedang menjalani persidangan, sementara seorang editor lainnya dan dua wartawan sudah dijatuhi hukuman dua tahun penjara karena dianggap bersalah telah menyebarkan berita yang tidak benar.
Sebelumnya, pengadilan Mesir juga menjatuhkan sanksi satu tahun hukuman penjara pada empat editor surat kabar Mesir, dengan tuduhan telah memfitnah Husni Mubarak dan puteranya
Tindakan pemerintah Mesir terhadap para pekerja pers menuai kecaman dari organisasi hak asasi manusia dalam dan luar negeri. Salah seorang pengurus Sindikasi Pers Mesir Ahmad Enany menyerukan pemerintah Mubarak untuk merealisasikan janjinya untuk menghentikan penahanan terhadap wartawan.
"Pemerintah selayaknya tidak mmembuat takut wartawan dan seharusnya membiarkan mereka bekerja dalam atmosfir yang bebas, " tukasnya. (ln/aljz)