Puluhan Ribu Warga Turki Gelar Unjuk Rasa Anti Paus

Kota Istanbul, ibukota Turki dipadati lautan manusia yang menggelar aksi unjuk rasa menentang rencana kedatang Paus Benedictus ke-XVI ke negeri itu.

Sekitar empat ribu aparat kepolisian dengan kendaraan-kendaraan taktisnya, dikerahkan untuk mengamankan aksi masa besar-besaran yang melibatkan sekitar 20 ribu pengunjuk rasa yang digelar pada Minggu (26/11).

Para pengunjuk rasa yang sebagian besar anak-anak muda, mengenakan ikat kepala bertuliskan kalimat-kalimat Islami. Mereka membunyikan genderang dan mengibar-kibarkan bendera-bendera Turki sambil meneriakan slogan "Paus telah berbuat kesalahan, kesabaran kami sudah habis."

Aksi unjuk rasa itu dikordinir oleh Partai Islam Felicity. Para pemimpin partai itu menyatakan, mereka tersinggung dengan pernyataan Paus tentang Islam dan Nabi Muhammad Saw dalam pidatonya di Jerman beberapa waktu lalu.

Partai itu juga membuat spanduk panjang yang dibentangkan mulai bandara Istanbul, untuk menyambut kedatangan Paus. Spanduk itu bertuliskan,"Tidak bagi sekutu perang salib, Jangan biarkan Paus datang."

Ancaman aksi protes besar-besaran itu memang sudah dilontarkan seminggu sebelumnya. Aparat kepolisian menyatakan, mereka sudah disiapkan untuk mengantisipasi kehadiran 15 ribu pengunjuk rasa yang merupakan aksi unjuk rasa anti Paus terbesar sepanjang sejarah Turki.

Di Turki, aksi unjuk rasa semacam itu harus mendapatkan persetujuan dari aparat kepolisian, meski kadang muncul aksi-aksi berkelompok yang merupakan aksi spontanitas tanpa mengantongi izin aparat.

Paus Benediktus ke-XVI rencananya akan tiba di Turki hari Selasa (28/11). Kunjungannya itu dinilai sebagai upaya untuk memperbaiki hubungannya dengan umat Islam setelah insiden pidatonya di Jerman. Dalam kunjungan ke Turki, Paus dijadwalkan akan berkunjung ke Masjid Sultanahmet atau Masjid Biru.

Sementara puluhan ribu warga Turki menentang kedatangannya, di Vatikan, Paus dengan percaya diri mengatakan,"Mulai dari sekarang, saya ingin menyampaikan salam hangat bagi masyarakat Turki, yang kaya akan sejarah dan kebudayaan."

Perjalanan Paus ke Turki, merupakan kunjungan resmi pertamanya ke negara yang mayoritas penduduknya Muslim.

Perlu diketahui, Paus sebelumnya banyak melontarkan pendapat yang menolak keinginan Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa. Ia bahkan menyerukan agar Uni Eropa kembali ke nilai-nilai fundamental agama Kristen

Sementara itu, pemerintah Turki tidak melakukan persiapan khusus untuk menyambut kedatangan Paus. Juga belum ada kejelasan apakah Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan bersedia bertemu dengan Paus.

Paus Benediktus dijadwalkan akan melakukan kunjungan selama empat hari dan akan bertemu dengan pemimpin Kristen Ortodoks, Pendeta Bartholomew I. (ln/aljz)