Puluhan ribu rakyat Yordania berunjuk rasa di ibukota Amman, menuntut reformasi politik dan konstitusional, beberapa jam setelah Raja Abdullah II membubarkan parlemen.
Demonstrasi bertajuk “Jumat untuk Menyelamatkan Bangsa” ini diselenggarakan oleh partai oposisi utama Yordania, Ikhwanul Muslimin, dan menjadi aksi demonstrasi terbesar di negara itu dalam beberapa tahun.
Para demonstran menyerukan undang-undang pemilu yang baru, pemerintahan yang terpilih dan secara efektif melakukan tindakan anti korupsi. Mereka juga menuntut pengadilan yang independen dan mengakhiri gangguan keamanan dalam kehidupan politik.
Dalam aksi para demonstran meneriakkan: “Kami menuntut reformasi konstitusi sebelum terjadi pemberontakan orang-orang yang ingin mereformasi rezim,” dan “Dengar Abdullah, tuntutan kami adalah sah.”
“Kami telah melakukan aksi protes selama lebih dari 20 bulan dan Anda masih tidak mengerti tuntutan kami Kami tidak suka demonstrasi, tetapi kita lebih mencintai Yordania,” tulis spanduk yang dibawa oleh para demonstran.
Sebelumnya raja Yordania membubarkan parlemen dan menyerukan pemilihan umum dini pada Kamis malam lalu tanpa menentukan tanggal. Tapi Syaikh Hamam , kepala Ikhwanul Muslimin di Yordania, mengatakan langkah tersebut tidak signifikan dan partainya tidak mencabut kembali keputusan untuk memboikot pemilu mendatang di bawah sistem politik yang ada saat ini.
Rakyat Yordania, yang telah mengadakan aksi protes sejak Januari 2011, menginginkan sistem parlementer di mana perdana menteri dipilih oleh suara rakyat, bukan ditunjuk oleh raja.(fq/prtv)