Aksi-aksi kekerasan masih mengintai warga sipil Irak. Hari ini, sebuah ledakan hebat kembali mengguncang kota Baghdad. Ledakan yang diduga serangan bom bunuh diri itu menewaskan 25 orang dan 50 orang lainnya luka-luka.
Bom bunuh diri tersebut disebut-sebut dilakukan oleh tiga orang perempuan dengan target Muslim Syiah yang akan melaksanakan ritual keagamaan mereka ke tempat suci di Khadimiya, sebelah utara kota Baghdad. Ledakan terjadi di tengah-tengah konvoi warga Muslim Syiah saat melewati distrik Karada. Di antara korban tewas adalah anak-anak dan kaum perempuan.
Acara-acara keagamaan yang melibatkan warga Muslim Syiah kerap menjadi target serangan, dan Muslim Sunni sering dituding sebagai pelakunya. Pertikaian antara Muslim Sunni dan Syiah hingga menimbulkan pertumpahan darah tidak pernah terjadi di Irak sebelumnya, sampai invasi AS ke Negeri 1001 Malam itu.
Peristiwa serangan bom tersebut terjadi di tengah penjagaan ketat sekitar 100.000 aparat keamanan Irak, yang diterjunkan untuk mengamankan jalannya acara keagamaan yang dihadiri sekitar satu juta Muslim Syiah Irak. Mereka akan memperingati kematian Imam Musa al-Kadhim, salah satu imam yang diyakini oleh penganut Syiah.
Selain menerjunkan ratusan ribu pasukan, militer AS ikut membantu pengamanan dari udara. Sekitar 200 oran kaum perempuan menjadi sukarelawan, yang bertugas memeriksa kaum perempuan yang ikut serta dalam acara tersebut. Pasalnya, pakaian mereka memungkinkan untuk menyembunyikan bahan peledak.
Insiden serangan bom itu ternyata tidak membuat warga Muslim Syiah mengurungkan niatnya untuk melanjutkan acara peringatan itu. "Hari ini, kami tetap akan berkunjung ke makam Imam Kadhim. Kami tidak takut dengan pemboman atau kematian. Kami percaya pada Tuhan, " kata Jassim Jihad, seorang Muslim Syiah Irak. (ln/aljz/presstv/bbc)