Puluhan Kadet Akademi Militer AS, Menginap di Masjid

Sekitar 30 kadet akademi militer AS West Point-akademi militer tertua di AS, selama tiga hari berkunjung ke Kota Jersey sebagai bagian dari program pendidikan mereka untuk mengenal berbagai latar belakang budaya dan agama yang disebut sebagai progam "Meraih Perdamaian."

Pihak West Point memilih KotaJersey, karena kota ini memiliki penduduk yang berasal dari berbagai etnis. "Kami datang ke kota Jersey, tempat di mana terdapat 60 bahasa, " kata Mayor Rebbeca Patterson pada harian The New York Times edisi Minggu (6/4).

Di kota itu, para kadet bertemu dengan departemen kepolisian, berkunjung ke Gereja Kristen Mesir St. George dan Gereja Koptik Ortodoks Shenouda, makan siang bersama dengan komunitas Pakistan dan India, berkunjung ke sinagog dan kuil Hindu serta merasakan bagaimana rasana tidur di masjid yang berada di kompleks Islamic Center of Jersey City dan berdiskusi dengan imam di masjid itu tentang persoalan-persoalan Timur Tengah.

"Kami terbangun oleh suara doa-doa. Suara itu menjadi alarm jam kami, " kata Cole Moses, seorang senior yang ikut serta dalam kunjungan tersebut.

Program pengenalan budaya dan kehidupan sosial masyarakat asal negara di mana para kadet itu kemungkinan akan ditugaskan nantinya, sudah berlangsung selama empat tahun. Para kadet yang diikutsertakan dalam program ini, adalah para kadet yang besar kemungkinan akan dikirim ke Irak atau Afghanistan setelah lulus dari akademi kemiliteran.

Para kadet mengatakan, program pelatihan pengenalan sosial dan budaya ini merupakan "mata pelajaran tentang manusia dan dunia yang sebenarnya" guna membangun hubungan dengan beragam orang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda.

Salah seorang kadet bernama Alec Moyer, 23, mengaku tercengang dan malu hati dengan keterbukaan yang ditunjukkan oleh para pengurus masjid. Sementara rekannya Jared Graham, 22, juga terkejut dengan berkembangnya beragam budaya di Kota Jersey.

Para pemuka agama di kota itu juga memuji program pengenalan budaya bagi para calon tentara AS itu, karena disisi lain juga membantu kalangan masyarakat yang berasal dari berbagai etnis untuk saling mengenal.

Detektif polisi Kota Jersey, Richard Boggiano yang memiliki dua putera lulusan West Point dan kini bertugas di Irak, menambahkan, "Program ini bagus untuk Kota Jersey karena program ini menunjukkan pada dunia bahwa masyarakat bisa hidup bersama dan bisa menyesuaikan diri bersama, " kata Boggiano. (iol)