Puluhan aktivis Islam, beberapa dari mereka bersenjata, turun ke jalan-jalan ibukota Tunisia Rabu kemarin (31/10) setelah terjadi bentrokan mematikan di malam hari sebelumnya.
Seorang wartawan AFP mengatakan kerumunan massa berkumpul di dekat masjid Ennour di pinggiran Tunis dari Manouba, di mana kementerian dalam negeri mengatakan seorang aktivis Salafi tewas dalam bentrokan Selasa malam lalu.
Pemerintah mengatakan sebelumnya bahwa polisi dan tentara telah dikerahkan dan akan menggunakan segala cara untuk memadamkan setiap kerusuhan menyusul bentrokan yang dipicu oleh penangkapan seorang aktivis Salafi yang diduga menyerang seorang pejabat keamanan.
Namun fakta di lapangan tidak ada kekuatan seperti itu yang terlihat di lapangan, justru beberapa aktivis Islam – beberapa dari mereka memegang pisau – mengatakan mereka siap untuk konfrontasi lebih lanjut.
“Kami tidak akan membiarkan aksi pembunuhan kemarin tanpa reaksi apapun,” kata salah satu dari mereka.
Massa dilaporkan menyerang dua pos jaga nasional di pinggiran Tunis dari Manouba Selasa malam lalu setelah polisi menangkap seorang Salafi yang diduga menyerang kepala brigade keamanan publik di wilayah itu, kata kementerian dalam negeri.
“Respon oleh pasukan keamanan menyebabkan kematian penyerang yang terkena tembakan peluru,” katanya, menambahkan dua anggota pasukan keamanan juga terluka parah.
Aktivis Islam mengakui pada Rabu kemarin bahwa kekerasan itu dipicu oleh penangkapan seorang aktivis Salafi, namun menekankan bahwa “ini bukan alasan untuk menembak seorang warga Tunisia di kepala”.(fq/afp)