Aktivis perempuan Iran yang kini ditahan pemerintah, melakukan aksi mogok makan, sebagai protes atas penangkapan yang terus dilakukan terhadap kelompok aktivis tersebut.
Informasi itu disampaikan para kerabat 33 aktivis perempuan Iran yang kini mendekam di penjara. Mereka ditahan setelah melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung pengadilan di kota Teheran, Minggu (4/3).
Aksi unjuk rasa mereka lakukan untuk menunjukkan solidaritas terhadap lima aktivis perempuan Iran yang diadili atas tuduhan mengorganisir aksi protes terhadap negara. Kelima aktivis perempuan itu dianggap telah membahayakan keamanan negara, melakukan propaganda untuk melawan negara dan telah melakukan aksi massa ilegal.
Menurut kerabat para aktivis itu, 33 aktivis yang melakukan aksi mogok makan, setelah penangkapan tujuh rekan mereka. Keluarga tujuh aktivis tersebut sudah meminta agar keluarga mereka dibebaskan, namun tidak dikabulkan.
Koresponden BBC di Tehran melaporkan, keluarga para aktivis yang menunggu di luar pagar penjara Evin di Teheran, sudah diminta pulang dan para aktivis yang ditahan kemungkinan baru akan dibebaskan pada malam hari.
Beberapa aktivis sudah dibolehkan menelpon keluarganya. Namun salah seorang suami aktivis yang ditahan mengungkapkan, isterinya minta uang lebih dari 50 ribu dollar sebagai jaminan pembebasan dirinya. Jika uang itu tidak disediakan, maka kasus isterinya akan dibawa ke pengadilan.
Para aktivis perempuan di Iran meyakini, penahanan dan penangkapan ini dilakukan untuk mencegah adanya aksi protes menjelang hari Perempuan Internasional yang akan jatuh pada hari Kamis (8/3).
Meski demikian, beberapa organisasi perempuan di Iran mengumumkan akan menggelar aksi massa di depan gedung parlemen dan di Universitas Teheran. Salah satu organisasi perempuan mengatakan, aksi massa itu dilakukan untuk memprotes aturan pemerintah yang mewajibkan perempuan Iran mengenakan pakaian yang Islami. (ln/bbc)