Sekelompok orang bersenjata menyerbu konsulat Tunisia di kota Libya Benghazi pada hari Senin kemarin (18/6) untuk memprotes sebuah pameran seni di Tunisia yang menurut mereka menghina Islam, kata seorang penjaga keamanan yang bekerja di dalam gedung itu.
Kamal al-Gehani mengatakan kelompok tersebut dari sekitar 20 pemuda yang membawa senapan Kalashnikov memaksa masuk ke gedung dan membakar bendera Tunisia.
“Mereka mengetuk pintu kami dan masuk ke gedung. Pada saat itu hari libur sehingga tidak ada yang bekerja di dalam kecuali pihak keamanan,” katanya kepada Reuters.
Suleiman al-Gehani, seorang pejabat kementerian luar negeri yang dipanggil untuk membantu meredakan situasi, kata petugas keamanan itu harus bernegosiasi dengan kelompok sampai mereka bisa diyakinkan untuk pergi.
Dia mengatakan tidak ada tembakan dan tidak ada yang terluka.
“Kami harus meyakinkan mereka ini bukan cara yang beradab untuk melakukan aksi protes. Mereka sangat marah atas karya seni yang menghina Islam di Tunisia,” ujarnya.
Sebelumnya ribuan aktivis Salafi melakukan kerusuhan di ibukota Tunis minggu ini untuk memprotes sebuah pameran seni yang menampilkan karya yang melecehkan Islam.
Insiden hari Senin kemarin merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan terhadap kedutaan dan bangunan internasional di Libya.(fq/reu)