Polisi Turki menangkap seorang pemuda berusia 26 tahun karena melakukan penembakan ke ke konsulat Italia di Istanbul, Kamis (2/11). Aksi penembakan itu dilakukan sebagai protes atas rencana kedatangan Paus Benediktus ke Turki.
Ibrahim Ak, nama pemuda yang melakukan penembakan itu saat diringkus polisi mengatakan,"Saya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap Muslim. Demi Tuhan, Paus tidak akan datang ke Turki. Tapi jika dia datang, dia akan melihat apa yang akan terjadi padanya."
Paus Benediktus rencananya akan melakukan kunjungan pertamanya ke Turki pada tanggal 28 November sampai 1 Desember mendatang. Rencana kedatangan Paus ini dibayang-bayangi oleh kemarahan warga Muslim, khususnya di Turki sejak kasus ceramah Paus di Jerman yang menghina Nabi Muhammad Saw dan Islam.
Mengomentari hal itu, juru bicara Vatikan pada Reuters mengatakan, "Kami pikir ini adalah insiden kecil dan tidak mengganggu persiapan perjalanan."
Terkait insiden penembakan hari Kamis kemarin, juru bicara kedutaan besar Italia di Ankara, Antonino Maggiore mengungkapkan, seorang aparat keamanan konsulat mendengar pelaku penembakan mengatakan sesuatu tentang identitas Muslimnya.
Sementara saluran televisi berita CNN Turki menyebutkan bahwa pelaku sempat melemparkan senjatanya ke halaman kantor konsulat sebelum ia ditangkap.
Kritikan dan kecaman paling keras terhadap isi ceramah Paus di Jerman memang datang dari kalangan Muslim di Turki. Kalangan nasionalis dan aktivis Islam di negeri itu mendesak agar rencana kunjungan Paus ke Turki dibatalkan saja.
Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan sudah memutuskan tidak akan menemui Paus dan oleh para komentator di Italia, sikap Erdogan ini dianggap sebagai sikap sombong yang berlebihan.
"Jika Erdogan punya waktu untuk bertemu Paus selama kunjungannya kesini, maka ia akan menemuinya. Tapi saat ini, kelihatannya akan sangat sulit karena jadwal yang padat," kata seorang pejabat pemerintah Turki pada Reuters.
Sampai saat ini, masih banyak masyarakat Turki yang merasa khawatir dengan rencana kunjungan Paus. Beberapa di antara mereka khawatir kunjungan itu akan meningkatkan popularitas agama-agama non Muslim atau mengancam sekularisme yang dianut negeri itu. (ln/aljz)