Saddam Hussein melakukan aksi mogok makan, sebagai bentuk protes atas pembunuhan salah seorang seorang tim kuasa hukumnya di Baghdad, Rabu (21/6).
Saddam bersama tujuh orang tersangka lainnya, menyatakan tidak akan makan sampai mendapat kepastian tim kuasa hukumnya mendapat ‘perlindungan internasional.’
Hal tersebut diungkapkan ketua tim kuasa hukum Saddam Khalil al-Dulaimi yang mendampingi Saddam dalam persidangan kasus dugaan pembunuhan massal terhadap 148 Muslim Syiah pada tahun 1982.
Tim kuasa hukum Saddam sudah berulangkali menyampaikan keluhan atas kurangnya perlindungan terhadap mereka.
Seperti diberitakan pada Rabu (21/6), Khamis al-Ubaidi salah seorang anggota tim kuasa hukum Saddam, ditemukan tewas di Baghdad beberapa jam setelah diculik dari rumahnya. Dengan demikian, sudah tiga anggota tim kuasa hukum Saddam yang tewas dibunuh sejak digelarnya persidangan terhadap mantan penguasa Irak itu. Dua anggota tim kuasa hukum Saddam yang lain, terbunuh pada tahun 2005 di masa awal persidangan.
Dalam wawancara dengan BBC setelah salah seorang rekannya tewas setahun yang lalu, almarhum Ubaidi mengutuk aksi pembunuhan itu dan mengatakan bahwa tim kuasa hukum Saddam harus menyiapkan perlindungan bagi diri mereka sendiri.
Atas kematian Ubaidi, anggota tim kuasa hukum Saddam lainnya, Bushra al-Khalil menyalahkan pasukan AS yang telah mengubah sistem pengamanan sehingga menempatkan mereka pada posisi yang beresiko.
Khamis al-Ubaidi diculik oleh sekelompok laki-laki yang mengenakan seragam polisi dari rumahnya yang terletak di distrik Adhamiya, utara Baghdad, sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat, Rabu kemarin. Beberapa jam kemudian, menurut keterangan polisi, mayat Ubaidi ditemukan di dekat distrik Sadr. Di tubuhnya terdapat bekas luka tembakan. (ln/bbc)