Protes Keputusan Pemerintah, Warga Hindu Blokade Muslim Kashmir

Sebuah desa utama di wilayah Kashmir yang dihuni warga Muslim terancam kekurangan bahan makanan akibat blokade yang dilakukan warga Hindu di kawasan Jammu, selatan India. Warga Hindu di Jammu, menghentikan truk-truk yang membawa berbagai bahan makanan di sepanjang jalan utama menuju Kashmir, satu-satunya jalan penghubung antara wilayah Kashmir dengan wilayah India.

Akibatnya, menurut Rafi Ahmad-pejabat Kamar Dagang dan Industri Kashmir-ratusan truk yang membawa buah-buahan dari wilayah Kashmir juga tidak bisa keluar dan antri di sepanjang jalan selama berhari-hari. Para petani mengeluhkan produksi buah-buahan mereka yang seharusnya dipasarkan ke New Delhi, menumpuk dan akhirnya rusak akibat blokade tersebut.

Warga Hindu Jammu melakukan blokade sebagai protes atas keputusan pemerintah negara bagian itu yang mencabut perintah agar disediakan sebidang tanah di Kashmir, untuk membangun tempat penginapan bagi para peziarah Hindu yang setiap tahun berkunjung ke Kashmir.

Kasus tanah itu sempat memicu aksi protes warga Muslim. Mereka khawatir pemberian tanah itu sebagai agenda tersembunyi untuk menempatkan warga Hindu di wilayah yang didominasi Muslim itu.

Pemerintah India merespon keluhan warga Muslim Kashmir dengan janji akan mengakhiri blokade tersebut. Pejabat pemerintah Kashmir, S.S. Kapur mengatakan, pihaknya tidak akan tinggal diam melihat blokade itu dan akan meminta bantuan dari aparat keamanan untuk memulihkan kembali kelancaran di jalan-jalang penghubung antara India-Kashmir agar kendaraan-kendaraan yang membawa persediaan bahan makanan bisa lewat dengan bebas.

Sementara itu, toko-toko, sekolah dan kantor-kantor di Srinagar dan kota-kota lainnya di Kashmir, tutup akibat berlangsungnya aksi unjuk rasa yang memprotes serangan terhadap warga Muslim di Jammu. Terkait aksi protes itu, polisi memberlakukan tahanan rumah terhadap pemuka Muslim Syed Ali Geelani, yang menggalang aksi solidaritas bagi warga Muslim yang menjadi korban serangan kalangan Hindu ekstrim di Jammu.

Kelompok-kelompok Hindu ekstrim itu mengancam dan menyerang rumah-rumah warga Muslim, sebagian rumah bahkan dibakar. Mereka juga menyerang dan merusak sejumlah gedung-gedung pemerintahan. Akibat aksi-aksi kekerasan ini, militer India mengerahkan personelnya ke Jammu. Polisi India memberlakukan jam malam, tapi aturan jam malam itu juga tidak dipedulikan kelompok-kelompok Hindu yang marah.

Tokoh-tokoh Muslim mengkritik polisi India yang dianggap tidak serius menerapkan peraturan jam malam. "Jam malam di Jammu cuma kebijakan palsu, karena kelompok-kelompok Hindu fanatik masih bebas melakukan kekerasan terhadap warga Muslim, " kata pemuka Muslim, Yasin Malik. (ln/iol)