The Sunday Times yang dimiliki oleh Rupert Murdoch menebar kontrovesi berita yang dipertanyakan oleh sesama media lain.
The Sunday Times telah menerbitkan sebuah wawancara, menyatakan bahwa wawancara dilakukan dengan dua ulama senior Afghanistan. Namun theunjustmedia.com segera mengontak juru bicara resmi Mujahidin Afghanistan Mujahid Zabihullah, untuk mengetahui kebenaran wawancara ini.
Theunjustmedia: Hari ini, The Sunday Times menerbitkan sebuah wawancara yang menyatakan bahwa wawancara berlangsung dengan dua ulama senior Afghanistan, dan menyatakan bahwa Pemimpin tertinggi Taliban, Mullah Mohammed Omar, telah mengindikasikan bahwa dia dan para pengikutnya mungkin bersedia untuk mengadakan pembicaraan damai dengan politisi Barat. Dalam sebuah wawancara dengan The Sunday Times, dua ulama senior gerakan Islam telah menyampaikan pesan itu, bahwa Mullah Omar tidak lagi bertujuan untuk membela Afghanistan. Mereka mengatakan, dia siap untuk terlibat dalam pembicaraan yang "tulus dan jujur."
Pada pertemuan yang diadakan pada malam hari jauh di dalam wilayah yang dikuasai Taliban itu, para pemimpin Taliban mengatakan kepada media ini bahwa kampanye militer mereka hanya memiliki tiga tujuan: kembalinya syariah (hukum Islam), pengusiran orang asing dan pemulihan keamanan.
Wawancara itu dilakukan oleh seorang wartawan Afghanistan terkemuka yang diperkerjakan oleh The Sunday Times.
Apakah betul wawancara ini terjadi?
Zabihullah Mujahid: Tidak, tidak ada wawancara apapun dengan The Sunday Times, wawancara ini adalah dusta.
Theunjustmedia: Bagaimana Anda bisa mengomentari bahwa isi wawancara ini propaganda palsu? Apa tujuan dari pasukan aing dalam menyebarkan informasi seperti ini di publik?
Zabihullah Mujahid: Ini adalah pertanyaan yang bagus, dan saya pikir bahwa penduduk di dunia harus mempertanyakan hal tersebut pula. Ini adalah propaganda. Saya pikir orang harus menghubungi The Sunday Times dan menanyakan kepada mereka mengapa mereka menyebarkan informasi palsu. (sa/afghanvoice/qmh)
