Ia menjadi korban pertama serangan udara Israel. Tokoh Hamas, Nizar Abdul Kader Mohammad Rayyan, lahir, 6 Maret, 1959, di kamp Jabaliya, Jalur Gaza. Tokoh yang memimpin sayap militer Hamas ini, memiliki latar belakang pendidikan yang sangat baik, di mana ia pernah mengeyam pendidikan di Universitas di Saudi Arabia, Jordan, dan Sudan, dan mendapatkan gelar Phd, dibidang Islamic Studies.
Usai menyelesaikan pendidikan di sejumlah Negara Arab, Rayyan kembali ke Gaza, dan menjadi seorang da’i, dan memberikan ceramah di berbagai masjid di Gaza, dan sambil masih terus memperdalam ilmunya, sampai ia mendapatkan gelar Profesor dibidang hukum Islam (Islamic Law) di Universitas Islam di Gaza. Di usianya yang masih belum terlalu tua itu, Rayyan dikaruniai enam orang anak laki-laki, enam orang anak perempuan, dan dua orang cucu. Dan, tokoh gerakan Hamas ini, menikahi empat orang muslimah.
Rayyan memiliki pandangan yang sama dengan seluruh pemimpin Hamas, yang secara tegas menolak Negara Israel, karena Negara Zionis-Israel, tak lain adalah penjajah, yang harus dihapus. Maka, Rayyan menegaskan : “Kami tidak akan pernah menerima Israel. Apa yang disebut kata : ‘Israel’ adalah tidak ada, baik sebagai sebuah fakta atau imajinasi”, tandasnya. Tokoh yang memiliki tubuh tinggi besar ini, beberapa kali ditahan pemerintah Israel dan Otoritas Palestina (PA), dan dibebaskan ketika Hamas mengambil alih control seluruh wilayah Gaza dari tangan al-Fattah, Juni, tahun 2007.
Rayyan sangat dikenal karena pendiriannya yang keras melawan Zionis Israel. Seorang kakek dari dua cucu, yang baru berumur 50 tahun itu, pernah menjadi pendiri Partai Penyelamat Islam (The Islamic Salvation Party), ketika terbentuk Otoritas Palestina di tahun 1994. Prof.Rayyan mempunyai peranan yang sangat menentukan, ketika Hamas harus berunding dengan berbagasi faksi yang ada di jalur Gaza, yang akan menentukan kepemimpinan di wilayah itu.
Tokoh Hamas, yang menjadi pemimpin Brigade Izzuddin al-Qassam, di wilayah kamp Jabaliya ini, sangat dikenal sebagai seorang da’i yang sangat berpengaruh, dan dikenal sebagai seorang imam di masjid ‘Masjid Syuhada’. Rayyan sangat mendukung adanya ‘bom syahid’. Banyak anak-anak muda yang sudah mendaftarkan diri ingin menjdi ‘martyr’, guna menghadapi kebiadan Israel. Bahkan, Prof. Rayyan, yang sangat dikenal sikap yang keras dan tegas itu, mengirimkan putranya sendiri untuk melakukan missi ‘bom syahid’ (bukan bom bunuh diri), dan missi putranya berhasil membunuh dua orang Israel, di Rlei Sinai.
Menurut Yerusalem Post, yang terbit 1 Januari, 2009, Sheik Nizara Rayyan, termasuk pemimpin senior Hamas, tewas dengan seluruh keluarganya, empat istrinya dan anak-anaknya, hari Kamis, ketika pesawat tempur Israel, F.16, menjatuhkan bom diatas apartement, yang ditinggali bersama keluarganya di Jabaliya. Rayyan, bukan hanya seorang yang sangat religious (alim), tapi benar-benar seorang mujahid. Karena, Rayyan menjadi pemimpin sayap militer Hamas, yaitu Brigade Izzudin al-Qassam. Di Universitas Islam di Gaza, Rayyan mengajarkan tentang ‘bom syahid’. Inilah yang menyebabkan Israel sangat menaruh perhatian terhadap Rayyan. Laki-laki yang sudah memiliki dua belas orang anak dan dua cucu ini, kadang-kadang ikut bersama-sama dengan pejuang Hamas, melakukan patroli di wilayah Gaza, dan tempat-tempat lainnya. Ia selalu menekankan kepada para pejuang untuk melakukan ‘bom syahid’, terutama dalam mengahadapi agresi Israel.
Di rumah Rayyan, konon menjadi tempat menyimpan amunisi dan senjata, dan dirumahnya pula, dikendalikan pusat informasi bagi gerakan Hamas. Ketika, 14 Maret 2004, kelompok Hamas berhasil mengelabuhi keamanan Israel, dan dengan menggunakan bom plastik yang canggih, dan mempunyai daya ledak yang sangat tinggi, berhasil membunuh sepuluh orang Israel dipelabuhan Ashdod.
Israel sangat takut dengan Rayyan. Karena, Rayyan mengembangkan senjata ‘manusia’ (human shield), yang telah banyak menewaskan orang-orang Zionis-Israel. Menurut Koran Israel, Haaretz, yang terbit 2 Januari 2009, sudah yang mengingatkan terhadap Rayyan, agar meninggalkan rumahnya. Karena, rumahnya sudah diindentifikasi fihak keamanan Israel (IDF), namun tokoh Hamas itu, tidak terlalu mengindahkannya. Dan, fihak IDF sudah memberikan sandi penyerangan rumah Nizar Rayyan dengan code ‘roof knocking’, dan hanya dalam waktu sepuluh menit, pesawat F.16 Israel menjatuhkan bom, dan gedung apartemen itu, nampak telah luluh lantak. Bersama keluarga Nizar Rayyan, seorang tokoh senior Hamas, yang paling ditakuti Israel.
Juru bicara Hamas, Mushsir al-Masri menyatakan : “Tindakan Israel itu membuktikan telah terjadi perluasan dalam kekerasan yang dilakukan Israel. Kami akan mengambil segala resiko dalam melindungi dan menjaga para pemimpin Hamas”, tegasnya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Selamat jalan wahai saudaraku. Semoga Allah Azza Wa Jalla memuliakanmu. Wallahu ‘alam. (M)